كَذٰلِكَ يَطْبَعُ اللّٰهُ عَلٰى قُلُوْبِ الَّذِيْنَ لَا يَعْلَمُوْنَ
Każālika yaṭba‘ullāhu ‘alā qulūbil-lażīna lā ya‘lamūn(a).
Demikianlah Allah mengunci hati orang-orang yang tidak (mau) mengetahui.
Demikianlah Allah mengunci hati orang-orang yang tidak mau memahami ayat Al-Qur’an yang dengan sangat jelas membuktikan keesaan-Nya dan keniscayaan hari kebangkitan.
Penolakan orang kafir terhadap setiap penjelasan dari Allah yang disampaikan Nabi Muhammad itu adalah karena hati mereka telah ditutup oleh Allah. Penutupan hati itu terjadi karena mereka sendiri yang selalu menutupnya terhadap setiap ayat atau kebenaran yang disampaikan kepada mereka, akhirnya hati itu benar-benar tertutup. Mereka tidak mau mengerti dan tidak mau memahami hakikat kebenaran yang disampaikan kepada mereka dan menyombongkan diri, akhirnya mereka kafir.
Yaṭba‘u يَطْبَعُ (ar-Rūm/30: 59)
Kata yaṭba‘u terambil dari fi‘il maḍi ṭaba‘a yang secara kebahasaan berarti mengunci mati, mencetak, mencap, menutup, dan sejenisnya. Dalam konteks ayat di atas, kata yaṭba‘u dimaksudkan sebagai penjelas bahwa Allah telah mengunci mati pintu hati orang-orang kafir dari menerima kebenaran. Oleh karena itu, kendati berbagai bukti kebenaran telah dibeberkan secara panjang lebar kepada mereka di dalam Al-Qur’an, tetap saja mereka tidak akan mengimaninya. Bahkan pada ayat sebelumnya dijelaskan, ketika bukti-bukti kebenaran itu ditunjukkan, mereka selalu berkomentar sinis, “Kamu tidak lain hanyalah orang-orang yang membuat kepalsuan belaka.” (ar-Rūm/30: 58).

