وَلَهٗ مَنْ فِى السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۗ كُلٌّ لَّهٗ قٰنِتُوْنَ
Wa lahū man fis-samāwāti wal-arḍ(i), kullul lahū qānitūn(a).
Milik-Nyalah siapa yang ada di langit dan di bumi. Semuanya tunduk kepada-Nya.
Mahasuci dan terpujilah Allah karena hanya milik-Nya apa yang ada di langit dan di bumi. Semuanya hanya kepada-Nya tunduk, patuh dan siap sedia melaksanakan perintah-Nya.
Ayat ini merupakan kesimpulan dari ayat-ayat tersebut di atas. Dalam arti bahwa demikianlah kekuasaan dan kebesaran Tuhan. Apa saja yang berada di langit dan di bumi adalah kepunyaan-Nya dan tunduk kepada-Nya. Namun demikian, kebanyakan manusia tidak tunduk dan tidak menyembah-Nya. Maka ketetapan yang ada di dalam ayat ini berarti tunduknya tiap-tiap sesuatu yang ada di langit dan bumi kepada iradat dan kehendak Allah. Kehendak-Nya yang mengendalikan semuanya itu sesuai dengan sunah yang telah ditentukan-Nya. Dalam hal ini, semuanya tunduk kepada sunah itu, walaupun manusia dalam perbuatan dan kerjanya ada yang durhaka dan ingkar. Sesungguhnya yang durhaka itu adalah akal dan hati mereka. Adapun yang berkenaan dengan jasad, mereka tunduk dan diatur menurut hukum-hukum alam yang disebut sunatullah. Allah berfirman:
وَلَهٗ ٓ اَسْلَمَ مَنْ فِى السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ طَوْعًا وَّكَرْهًا وَّاِلَيْهِ يُرْجَعُوْنَ
Padahal apa yang di langit dan di bumi berserah diri kepada-Nya, (baik) dengan suka maupun terpaksa, dan hanya kepada-Nya mereka dikembalikan? (Āli ‘Imrān/3: 83)
Selanjutnya ayat-ayat mengenai bukti kebesaran Tuhan tersebut di atas diakhiri dengan peringatan tentang hari kebangkitan, karena hal itu dilupakan manusia.
Mawaddah Wa Raḥmah مَوَدَّةً وَرَحْمَةً (ar-Rūm/30: 21)
Mawaddah wa raḥmah artinya cinta dan kasih sayang. Mawaddah berasal dari fi’il wadda-yawaddu, waddan wa mawaddatan artinya cinta, kasih, dan suka. Sedangkan raḥmah dari fi’il raḥima-yarḥamu-raḥmata n wa marḥamatan artinya sayang, menaruh kasihan. Memang kedua kata ini mengandung kemiripan arti atau hampir sama maknanya. Pada ayat 21 Surah ar-Rūm ini dijelaskan bahwa Allah telah menetapkan jodoh dan pasangan tiap-tiap manusia dari jenis yang sama yaitu manusia juga, laki-laki dan perempuan. Allah selalu menciptakan rasa kasih dan rasa sayang antara keduanya, sehingga mereka dapat hidup tenteram dan saling mencintai dalam rumah tangga yang tenang dan damai. Pada waktu mudanya mereka senantiasa diliputi rasa cinta dan senang antara keduanya, dan ketika sudah tua nanti mereka diliputi rasa sayang dan senantiasa menaruh rasa kasihan. Demikian hubungan suami istri dalam rumah tangga yang sakinah atau tenteram dan damai, selalu diliputi kebahagiaan dan kesejahteraan sepanjang hidup mereka.

