فَاِنَّكَ لَا تُسْمِعُ الْمَوْتٰى وَلَا تُسْمِعُ الصُّمَّ الدُّعَاۤءَ اِذَا وَلَّوْا مُدْبِرِيْنَ
Fa innaka lā tusmi‘ul-mautā wa lā tusmi‘uṣ-ṣummad-du‘ā'a iżā wallau mudbirīn(a).
Sesungguhnya engkau (Nabi Muhammad) tidak akan sanggup menjadikan orang-orang yang mati dan orang-orang yang tuli dapat mendengar seruan apabila mereka berpaling ke belakang.594)
Wahai Nabi Muhammad, demikianlah perilaku orang kafir, maka janganlah engkau bersedih karena sungguh, engkau tidak akan sanggup menjadikan mereka bisa mendengar ajaran agama, layaknya orang-orang yang mati itu juga tidak dapat mendengar, dan engkau juga tidak mampu menjadikan orang kafir yang serupa orang-orang yang tuli dapat mendengar seruan kebenaran, apabila mereka berpaling ke belakang meninggalkanmu. Padahal, orang tuli sekalipun bisa memahami penjelasan orang lain melalui gerakan mulut jika ia mau menghadap ke arahnya.
Demikianlah kerasnya hati sebagian manusia, yaitu yang kafir dan musyrik. Nikmat tidak melunakkan hati mereka, dan laknat tidak membuat mereka jera. Mereka dipersamakan dengan orang mati atau tuli. Orang mati tidak mendengar apa pun yang dikatakan kepadanya. Begitu juga orang tuli yang lari tunggang-langgang, tidak akan mendengar panggilan yang ditujukan kepadanya. Oleh karena itu, Allah mengingatkan Nabi Muhammad bahwa bagaimana pun ia berusaha menyadarkan orang seperti itu, tidak akan berhasil bila Allah tidak mengizinkannya, dan karena itu Nabi tidak boleh kecewa.
Mudbirīn مُدْبِرِيْنَ (ar-Rūm/30: 53)
Kata mudbirīn terambil dari fi’il māḍī (kata kerja masa lampau) adbara yang secara kebahasaan bermakna mundur, ke belakang atau berpaling. Dalam konteks ayat di atas, mudbirīn dimaksudkan untuk menjelaskan posisi orang yang tuli. Jika ia dalam posisi mudbirīn (membelakangi kita), maka seruan apa pun yang kita sampaikan padanya tidak akan terdengar. Ungkapan ini sesungguhnya kiasan atau sindiran Allah kepada orang-orang kafir. Mereka laksana orang mati atau orang tuli yang membelakangi kita, sehingga tidak akan bisa mendengar seruan kebenaran yang kita sampaikan.

