v2.9
Geligi Animasi
Geligi Semua Satu Platform
Ayat 44 - Surat Al-Qaṣaṣ (Kisah-Kisah)
القصص
Ayat 44 / 88 •  Surat 28 / 114 •  Halaman 391 •  Quarter Hizb 39.75 •  Juz 20 •  Manzil 5 • Makkiyah

وَمَا كُنْتَ بِجَانِبِ الْغَرْبِيِّ اِذْ قَضَيْنَآ اِلٰى مُوْسَى الْاَمْرَ وَمَا كُنْتَ مِنَ الشّٰهِدِيْنَ ۙ

Wa mā kunta bijānibil-garbiyyi iż qaḍainā ilā mūsal-amra wa mā kunta minasy-syāhidīn(a).

Engkau (Nabi Muhammad) tidak berada di sebelah barat (lembah suci Tuwa) ketika Kami menyampaikan risalah kepada Musa. Engkau tidak (pula) termasuk orang-orang yang menyaksikan (kejadian itu).

Makna Surat Al-Qasas Ayat 44
Isi Kandungan oleh Tafsir Wajiz

Setelah selesai dipaparkan kisah Nabi Musa, Allah menyampaikan kepada Nabi Muhammad tentang penegasan tentang kenabian dan kerasulannya. Dan engkau, wahai Nabi Muhammad tidak bersama Nabi Musa berada di sebelah barat lembah suci Tuwa di gunung Sinai ketika Kami menyampaikan perintah kepada Musa untuk menyampaikan risalah dan menghadapi Fir`aun, dan engkau tidak pula hidup sezaman dengannya sehingga termasuk orang-orang yang menyaksikan kejadian itu. Namun demikian engkau dapat mengetahuinya secara benar, padahal engkau pun tidak pandai membaca atau pernah belajar. Ini bukti bahwa engkau mendapat wahyu dari Allah. Maka, bagaimana kaummu mendustakan risalahmu sedangkan kamu hanya membacakan kabar orang-orang terdahulu pada mereka?

Isi Kandungan oleh Tafsir Tahlili

Ayat ini menerangkan bahwa Muhammad saw tidak pernah berada di sisi sebelah barat Lembah Suci Ṭuwā, tempat Allah mewahyukan lembaran-lembaran Taurat kepada Musa. Ketika itu, Allah membebankan urusan-urusan kenabian kepadanya. Karena tidak termasuk salah seorang dari rombongan 70 orang yang telah terpilih untuk mendengarkan secara terperinci hal-hal yang diwahyukan Allah kepada Musa, maka Muhammad saw tidak mungkin menerangkan semua itu, kecuali dengan jalan wahyu dari Allah. Muhammad saw dapat menyampaikan hal-hal gaib yang telah lama terjadi serta tidak disaksikan dan dilihatnya sama sekali, padahal ia adalah seorang ‘ummī tidak dapat membaca dan menulis, berada di tengah-tengah kaum yang ‘ummī pula, dan tidak mengetahui sedikit pun tentang hal-hal tersebut. Hal itu merupakan bukti nyata bahwa Muhammad benar-benar nabi dan rasul Allah. Semua itu disampaikan dan dikisahkannya melalui perantaraan wahyu dari Allah. Firman Allah:

وَقَالُوْا لَوْلَا يَأْتِيْنَا بِاٰيَةٍ مِّنْ رَّبِّهٖۗ اَوَلَمْ تَأْتِهِمْ بَيِّنَةُ مَا فِى الصُّحُفِ الْاُوْلٰى ١٣٣ (طٰهٰ)

Dan mereka berkata, “Mengapa dia tidak membawa tanda (bukti) kepada kami dari Tuhannya?” Bukankah telah datang kepada mereka bukti (yang nyata) sebagaimana yang tersebut di dalam kitab-kitab yang dahulu? (Ṭāhā/20: 133)

Isi Kandungan Kosakata

Ṡāwiyan ثَاوِيًا(al-Qaṣa /28: 45)

Ṡāwiyan adalah bentuk dari kata ṡawā-yaṡwī yang berarti ketetapan yang panjang (al-istiqāmah ma’al al-istiqrār). Bisa juga diartikan dengan diam yang cukup lama (bertempat tinggal dan menetap). Rumah disebut juga maṡwā karena rumah digunakan sebagai tempat tinggal yang memakan waktu cukup lama. Bentuk jamaknya adalah al-maṡāwi. Dalam Al-Qur’an Allah berfirman, “Qāla an-nāru maṡwākum” (al-An‘ām/6: 128). (Bahwa neraka adalah tempat tinggal mereka). Innahū rabbī aḥsana maṡwaya, Yūsuf/12: 23 (dia adalah tuanku yang telah memperlakukanku dengan baik). Lafal maṡwā dalam Al-Qur’an terulang sebanyak sembilan kali. Sedangkan ṡawā dalam berbagai bentuk derivasinya terulang sebanyak 14 kali.

Pada ayat ini, Allah menjelaskan tentang kemukjizatan Nabi Muhammad, yaitu dengan wahyu Allah, ia bisa menjelaskan kisah Nabi Musa, padahal Muhammad pada saat itu tidak tinggal bersama-sama dengan Musa dan kaumnya di Madyan. Nabi Muhammad juga tidak menyaksikan apa yang diperbuat oleh kaum Nabi Musa. Akan tetapi, dengan perantaraan wahyu yang diterimanya dari Allah, maka Muhammad bisa mengetahui dan mengisahkan kembali apa yang terjadi pada umat-umat terdahulu.