كَلَّا بَلْ ۜرَانَ عَلٰى قُلُوْبِهِمْ مَّا كَانُوْا يَكْسِبُوْنَ
Kallā bal…rāna ‘alā qulūbihim mā kānū yaksibūn(a).
Sekali-kali tidak! Bahkan, apa yang selalu mereka kerjakan itu telah menutupi hati mereka.
Sekali-kali tidak demikian! Al-Qur’an adalah kalam dan wahyu Allah kepada Nabi Muhammad. Bahkan apa yang mereka kerjakan itu, yaitu kekufuran dan maksiat, telah menutupi hati mereka sehingga tidak mampu membedakan antara yang hak dan batil.
Dalam ayat ini, Allah membantah tuduhan orang-orang kafir Mekah yang mengatakan bahwa Al-Qur’an itu dongengan orang dahulu. Sama sekali bukan demikian. Sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutup hati mereka. Kebiasaan mereka berbuat dosa telah menyebabkan hati mereka jadi keras, gelap, dan tertutup laksana logam yang berkarat. Oleh karena itu, mereka tidak dapat membedakan antara dusta yang berat dengan kebenaran yang terang benderang. Hati yang demikian hanya bisa dibersihkan dengan tobat yang sempurna.
Rāna رَانَ (al-Muṭaffifīn/83: 14)
Secara kebahasaan, kata rāna merupakan bentuk kata kerja (fi‘il māḍī) yang berarti mendominasi dan menguasai. Ada juga yang mengatakan bahwa kata rāna terambil dari kata ar-rāin, yaitu karat. Jadi yang dimaksud adalah hati mereka ditutupi oleh dosa-dosa seperti karat menutupi besi. Dalam konteks ayat ini, Allah menegaskan bahwa segala bentuk pengingkaran terhadap ayat-ayat-Nya yang selalu dilakukan oleh orang-orang kafir justru semakin menguasai dan menutupi hati mereka, hingga mereka tidak mau menerima petunjuk dan kebenaran dari Allah.

