وَهُوَ الَّذِيْ ذَرَاَكُمْ فِى الْاَرْضِ وَاِلَيْهِ تُحْشَرُوْنَ
Bal qālū miṡla mā qālal-awwalūn(a).
Dialah yang menciptakan dan mengembangbiakkan kamu di bumi dan kepada-Nyalah kamu akan dikumpulkan.
Melanjutkan penyebutan anugerah-anugerah pada ayat-ayat sebelumnya, Allah menyatakan sebagai berikut, Wahai manusia, bagaimana kamu mengingkari dan mendurhakai Allah, sedang Dia-lah yang telah menciptakan bagimu pendengaran agar kamu mendengar kebenaran, penglihatan agar kamu mengamati tanda-tanda kebesaran Allah, dan hati nurani agar kamu dapat berpikir lalu beriman dan bersyukur kepada Allah, tetapi sedikit sekali kamu bersyukur. Dan Dia-lah juga yang menciptakan dan mengembangbiakkan kamu di bumi ini dan hanya kepada-Nyalah kamu akan dikumpulkan di akhirat nanti untuk menerima balasan.
Di antara karunia Allah kepada manusia ialah menciptakan manusia dengan sempurna, dibekali dengan pendengaran, penglihatan dan mata hati dan potensi lainnya sehingga dia dapat memanfaatkan semua yang diciptakan Allah di bumi dan di langit yang memang diciptakan oleh Allah untuk manusia sebagai tersebut dalam firman-Nya:
هُوَ الَّذِيْ خَلَقَ لَكُمْ مَّا فِى الْاَرْضِ جَمِيْعًا
Dialah (Allah) yang menciptakan segala apa yang ada di bumi untukmu. (al- Baqarah/2: 29)
Dan firman-Nya:
اَلَمْ تَرَوْا اَنَّ اللّٰهَ سَخَّرَ لَكُمْ مَّا فِى السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الْاَرْضِ وَاَسْبَغَ عَلَيْكُمْ نِعَمَهٗ ظَاهِرَةً وَّبَاطِنَةً
Tidakkah kamu memperhatikan bahwa Allah telah menundukkan apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi untuk (kepentingan)mu dan menyempurnakan nikmat-Nya untukmu lahir dan batin. (Luqmān/31: 20)
Dia menciptakan manusia lengkap dengan indera, potensi dan kecenderungan serta hati nurani agar dia benar-benar bisa menjadi khalifah di bumi. Tak ada makhluk di bumi ini yang lebih sempurna penciptaannya daripada manusia seperti tersebut dalam firman-Nya:
لَقَدْ خَلَقْنَا الْاِنْسَانَ فِيْٓ اَحْسَنِ تَقْوِيْمٍۖ ٤
Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya, (at-Tīn/95: 4)
Dengan keistimewaan itu manusia harus bersyukur kepada Penciptanya dengan memanfaatkan karunianya itu dengan sebaik-baiknya, beramal dan bekerja untuk kemaslahatan dunia dan akhiratnya. Karena nanti Allah akan mengumpulkan manusia seluruhnya di padang Mahsyar untuk menerima perhitungan amal perbuatannya selama hidup di dunia.
As-Sam’a wal-Abṣār wal- Af’idah اَلسَّمْعَ وَاْلاَبْصَارَ وَاْلاَفْئِدَة (al-Mu’minūn/23: 78)
Lafal as-sam’a (ﺍﻟﺴﻤﻊ) artinya pendengaran, abṣār ﺍﻻﺑﺼﺎﺭ)) artinya penglihatan, dan af’idah (ﺍﻻﻓﺋﺪﺓ) artinya hati nurani. Dalam ayat 78 surah al-Mu’minun ini ditegaskan bahwa Allah telah menciptakan untuk kita semua pendengaran, penglihatan dan hati nurani sebagai perlengkapan hidup manusia sehingga mudah menjalani kehidupan ini dengan baik dan bahagia. Pendengaran dan penglihatan adalah dua anggota tubuh yang berfungsi sebagai sarana untuk mendapatkan informasi. Sementara hati adalah alat untuk memproses informasi yang masuk, sehingga ketiga anggota ini sangat penting dalam kehidupan manusia. Tetapi sedikit sekali manusia yang bersyukur dengan mempergunakan pendengaran, penglihatan dan hati nuraninya untuk hal-hal yang baik sebagaimana diperintahkan Allah, bahkan sebaliknya banyak yang mempergunakan pendengaran dan penglihatannya untuk hal-hal yang tidak baik karena mengikuti hawa nafsunya. Banyak manusia yang mempergunakannya pada hal-hal yang dilarang Allah dan mengikuti ajakan setan, mereka mempergunakannya untuk perbuatan maksiat dan hal-hal yang mungkar. Pada ayat ini lafal as-sam’a mempergunakan bentuk mufrad karena dalam satu waktu kita dapat mendengar satu hal saja yaitu suara, sedangkan abṣār dan af’idah keduanya mempergunakan bentuk jamak, karena penglihatan bisa melihat beberapa hal dalam satu waktu, seperti warna-warna, benda-benda dan lain-lain. Begitu juga dengan af’idah yang bisa menghimpun banyak informasi.

