v2.9
Geligi Animasi
Geligi Semua Satu Platform
Ayat 78 - Surat Al-Mu'minūn (Orang-Orang Mukmin)
المؤمنون
Ayat 78 / 118 •  Surat 23 / 114 •  Halaman 347 •  Quarter Hizb 35.5 •  Juz 18 •  Manzil 4 • Makkiyah

وَهُوَ الَّذِيْٓ اَنْشَاَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْاَبْصَارَ وَالْاَفْـِٕدَةَۗ قَلِيْلًا مَّا تَشْكُرُوْنَ

Wa huwal-lażī yuḥyī wa yumītu wa lahukhtilāful-laili wan-nahār(i), afalā ta‘qilūn(a).

Dialah yang telah menciptakan bagimu pendengaran, penglihatan dan hati nurani, tetapi sedikit sekali kamu bersyukur.

Makna Surat Al-Mu'minun Ayat 78
Isi Kandungan oleh Tafsir Wajiz

Melanjutkan penyebutan anugerah-anugerah pada ayat-ayat sebelumnya, Allah menyatakan sebagai berikut, Wahai manusia, bagaimana kamu mengingkari dan mendurhakai Allah, sedang Dia-lah yang telah menciptakan bagimu pendengaran agar kamu mendengar kebenaran, penglihatan agar kamu mengamati tanda-tanda kebesaran Allah, dan hati nurani agar kamu dapat berpikir lalu beriman dan bersyukur kepada Allah, tetapi sedikit sekali kamu bersyukur. Dan Dia-lah juga yang menciptakan dan mengembangbiakkan kamu di bumi ini dan hanya kepada-Nyalah kamu akan dikumpulkan di akhirat nanti untuk menerima balasan.

Isi Kandungan oleh Tafsir Tahlili

Ayat ini menjelaskan bahwa Allah telah mengaruniakan kepada manusia pendengaran, pengelihatan dan hati nurani. Sekiranya manusia mau memperhatikan dan memikirkan karunia Allah tersebut, niscaya dia akan mengakui betapa besarnya nikmat Allah yang amat ajaib itu, betapa teliti dan halusnya ciptaan-Nya. Telinga yang tampak amat sederhana bentuknya dapat menangkap berbagai macam suara yang berbeda-beda. Suara binatang, burung-burung, suara yang terjadi pada alam sekitar seperti suara angin yang menderu, suara petir yang mengguntur dan beraneka ragam suara yang ditimbulkan oleh peradaban manusia seperti suara kendaraan dan mesin-mesin, suara musik yang mengalun, dan suara yang merdu. Telinga dapat membedakan suara itu satu per satu sehingga manusia dapat menentukan sikap terhadap apa yang didengarnya. Mata dapat menangkap cahaya dan bentuk sesuatu, dapat membedakan berbagai macam warna, dapat melihat keindahan alam, dapat menyelidiki mana yang bermanfaat dan mana yang berbahaya. Kemudian hati yang dapat merasakan dan menghayati berbagai macam perasaan, meneliti setiap kejadian, dan mengambil kesimpulan darinya untuk menentukan sikap terhadapnya. Kalau manusia benar-benar mempergunakan ketiga nikmat itu sebaik-baiknya tentulah dia akan mendapat manfaat yang banyak sekali dan akhirnya mereka sampai kepada kesimpulan bahwa pemberi nikmat dan karunia itu adalah Mahaluas ilmu-Nya. Mahakuasa atas segala sesuatu, Dia patut dipuji dan disyukuri atas segala anugerah-Nya itu. Tetapi ternyata sedikit sekali manusia yang sampai kepada derajat itu. Seperti yang difirmankan Allah:

وَلَقَدْ مَكَّنّٰهُمْ فِيْمَآ اِنْ مَّكَّنّٰكُمْ فِيْهِ وَجَعَلْنَا لَهُمْ سَمْعًا وَّاَبْصَارًا وَّاَفْـِٕدَةً ۖ فَمَآ اَغْنٰى عَنْهُمْ سَمْعُهُمْ وَلَآ اَبْصَارُهُمْ وَلَآ اَفْـِٕدَتُهُم ْ مِّنْ شَيْءٍ اِذْ كَانُوْا يَجْحَدُوْنَ بِاٰيٰتِ اللّٰهِ وَحَاقَ بِهِمْ مَّا كَانُوْا بِهٖ يَسْتَهْزِءُوْ نَ ࣖ ٢٦

Dan sungguh, Kami telah meneguhkan kedudukan mereka (dengan kemakmuran dan kekuatan) yang belum pernah Kami berikan kepada kamu dan Kami telah memberikan kepada mereka pendengaran, penglihatan dan hati; tetapi pendengaran, penglihatan dan hati mereka itu tidak berguna sedikit pun bagi mereka, karena mereka (selalu) mengingkari ayat-ayat Allah dan (ancaman) azab yang dahulu mereka perolok-olokkan telah mengepung mereka. (al-Aḥqāf/46: 26)

Allah menjelaskan kepada Nabi Muhammad sikap kebanyakan manusia yang tidak mau bersyukur kepada-Nya, seperti tersebut dalam firman-Nya:

وَمَآ اَكْثَرُ النَّاسِ وَلَوْ حَرَصْتَ بِمُؤْمِنِيْنَ ١٠٣

Dan kebanyakan manusia tidak akan beriman walaupun engkau sangat menginginkannya. (Yūsuf/12:103)

Isi Kandungan Kosakata

As-Sam’a wal-Abṣār wal- Af’idah اَلسَّمْعَ وَاْلاَبْصَارَ وَاْلاَفْئِدَة (al-Mu’minūn/23: 78)

Lafal as-sam’a (ﺍﻟﺴﻤﻊ) artinya pendengaran, abṣār ﺍﻻﺑﺼﺎﺭ)) artinya penglihatan, dan af’idah (ﺍﻻﻓﺋﺪﺓ) artinya hati nurani. Dalam ayat 78 surah al-Mu’minun ini ditegaskan bahwa Allah telah menciptakan untuk kita semua pendengaran, penglihatan dan hati nurani sebagai perlengkapan hidup manusia sehingga mudah menjalani kehidupan ini dengan baik dan bahagia. Pendengaran dan penglihatan adalah dua anggota tubuh yang berfungsi sebagai sarana untuk mendapatkan informasi. Sementara hati adalah alat untuk memproses informasi yang masuk, sehingga ketiga anggota ini sangat penting dalam kehidupan manusia. Tetapi sedikit sekali manusia yang bersyukur dengan mempergunakan pendengaran, penglihatan dan hati nuraninya untuk hal-hal yang baik sebagaimana diperintahkan Allah, bahkan sebaliknya banyak yang mempergunakan pendengaran dan penglihatannya untuk hal-hal yang tidak baik karena mengikuti hawa nafsunya. Banyak manusia yang mempergunakannya pada hal-hal yang dilarang Allah dan mengikuti ajakan setan, mereka mempergunakannya untuk perbuatan maksiat dan hal-hal yang mungkar. Pada ayat ini lafal as-sam’a mempergunakan bentuk mufrad karena dalam satu waktu kita dapat mendengar satu hal saja yaitu suara, sedangkan abṣār dan af’idah keduanya mempergunakan bentuk jamak, karena penglihatan bisa melihat beberapa hal dalam satu waktu, seperti warna-warna, benda-benda dan lain-lain. Begitu juga dengan af’idah yang bisa menghimpun banyak informasi.