v2.9
Geligi Animasi
Geligi Semua Satu Platform
Ayat 74 - Surat Al-Kahf (Gua)
الكهف
Ayat 74 / 110 •  Surat 18 / 114 •  Halaman 301 •  Quarter Hizb 30.75 •  Juz 15 •  Manzil 4 • Makkiyah

فَانْطَلَقَا ۗحَتّٰٓى اِذَا لَقِيَا غُلٰمًا فَقَتَلَهٗ ۙقَالَ اَقَتَلْتَ نَفْسًا زَكِيَّةً ۢبِغَيْرِ نَفْسٍۗ لَقَدْ جِئْتَ شَيْـًٔا نُّكْرًا ۔

Fanṭalaqā, ḥattā iżā laqiyā gulāman fa qatalah(ū), qāla aqatalta nafsan zakiyyatam bigairi nafs(in), laqad ji'ta syai'an nukrā(n).

Kemudian, berjalanlah keduanya, hingga ketika berjumpa dengan seorang anak, dia membunuhnya. Dia (Musa) berkata, “Mengapa engkau membunuh jiwa yang bersih bukan karena dia membunuh orang lain? Sungguh, engkau benar-benar telah melakukan sesuatu yang sangat mungkar.”

Makna Surat Al-Kahf Ayat 74
Isi Kandungan oleh Tafsir Wajiz

Nabi Khidr memaafkan Nabi Musa, lalu keduanya meninggalkan perahu dengan selamat dan turun ke pantai. Maka berjalanlah keduanya; hingga ketika keduanya berjumpa dengan seorang anak muda, maka dia dengan serta merta membunuhnya. Melihat Nabi Khidr membunuh anak muda itu, Nabi Musa tidak dapat menahan keinginannya untuk bertanya. Dia berkata, “Mengapa engkau bunuh jiwa yang bersih, yang suci dari kedurhakaan, bukan karena dia melakukan kedurhakaan dengan membunuh orang lain? Sungguh, engkau telah melakukan sesuatu yang sangat mungkar.”[]

Isi Kandungan oleh Tafsir Tahlili

Dalam ayat ini, Allah mengisahkan bahwa keduanya mendarat dengan selamat dan tidak tenggelam, kemudian keduanya turun dari kapal dan meneruskan perjalanan menyusuri pantai. Kemudian terlihat oleh Khidir seorang anak yang sedang bermain dengan kawan-kawannya, lalu dibunuhnya anak itu. Ada yang mengatakan bahwa Khidir itu membunuhnya dengan cara memenggal kepalanya, ada yang mengatakan dengan mencekiknya. Akan tetapi, Al-Qur’an tidak menyebutkan bagaimana cara Khidir membunuh anak itu, apakah dengan memenggal kepalanya, membenturkan kepalanya ke dinding batu, atau cara lain. Kita tidak perlu memperhatikan atau menyelidikinya.

Melihat peristiwa itu, dengan serta merta Nabi Musa berkata kepada Khidir, “Mengapa kamu bunuh jiwa yang masih suci dari dosa dan tidak pula karena dia membunuh orang lain? Sungguh kamu telah berbuat sesuatu yang mungkar, yang bertentangan dengan akal yang sehat.

Dalam ayat ini, pembunuh disebut dengan kata nukr (mungkar), sedangkan melubangi perahu dalam ayat 71 disebut kata imr (kesalahan yang besar). Penyebabnya adalah pembunuhan terhadap anak itu lebih keji dibandingkan dengan melubangi perahu. Melubangi perahu tidak menghilangkan nyawa apabila tidak tenggelam. Tetapi pembunuhan atau menghilangkan nyawa yang tidak sejalan dengan ajaran agama itu nyata-nyata suatu perbuatan mungkar. Pembunuhan yang dapat dibenarkan oleh ajaran agama hanyalah karena murtad, zina muḥṣan, atau karena qiṣaṣ.

Isi Kandungan Kosakata

Kharaqahā خَرَقَهَا (al-Kahf/18: 71)

Kharaqahā terambil dari kata kharaqa – yakhriqu – kharqan yang berarti memotong sesuatu dengan jalan merusaknya tanpa berpikir dan pertimbangan lebih dahulu. Kata kharaqa merupakan antonim dari kata khālaq yang berarti menciptakan sesuatu dengan pikiran dan pertimbangan. Kata kharaqa juga dapat diartikan dengan melubangi atau menembus, (al-Isrā’/17: 37) lan takhriqal arḍa. Lubang anting pada daun telinga ketika melebar disebut dengan kharq. Sedangkan kharaqaha dalam ayat ini dimaksudkan bahwa Khidir melubangi perahu yang mereka tumpangi tanpa berpikir dan berkata-kata.