v2.9
Geligi Animasi
Geligi Semua Satu Platform
Ayat 24 - Surat Al-Jinn (Jin)
الجنّ
Ayat 24 / 28 •  Surat 72 / 114 •  Halaman 573 •  Quarter Hizb 58 •  Juz 29 •  Manzil 7 • Makkiyah

حَتّٰىٓ اِذَا رَاَوْا مَا يُوْعَدُوْنَ فَسَيَعْلَمُوْنَ مَنْ اَضْعَفُ نَاصِرًا وَّاَقَلُّ عَدَدًاۗ

Ḥattā iżā ra'au mā yū‘adūna fasaya‘lamūna man aḍ‘afu nāṣiraw wa aqallu ‘adadā(n).

Dengan demikian, apabila melihat (azab) yang diancamkan kepadanya, mereka akan mengetahui siapakah yang lebih lemah penolongnya dan lebih sedikit jumlahnya.

Makna Surat Al-Jinn Ayat 24
Isi Kandungan oleh Tafsir Wajiz

Sikap durhaka manusia terus akan berlanjut dan baru berhenti setelah mereka melihat azab neraka. Inilah yang diisyaratkan oleh ayat ini. Sehingga apabila mereka melihat azab yang diancamkan kepadanya dan itu pasti akan terjadi, maka mereka akan mengetahui siapakah yang lebih lemah penolongnya dan lebih sedikit jumlahnya, apakah Nabi Muhammad ataukah para pendurhaka.

Isi Kandungan oleh Tafsir Tahlili

Allah lalu menghibur dan menenteramkan Nabi Muhammad serta mengejek orang-orang kafir karena kekurangperhatian mereka terhadap jin, sedangkan mereka mengaku sebagai cerdik pandai, dan juga karena kecerobohan mereka mendustakan dan mengejek sesuatu. Akan tetapi di samping itu, mereka cepat mengakui kebenaran jin serta mengharap petunjuk darinya. Dalam ayat ini, Allah menjelaskan bahwa orang-orang kafir senantiasa menghina dan mengejek orang-orang mukmin sehingga mereka melihat dengan mata kepala sendiri siksa-siksa yang dijanjikan kepada mereka. Ketika itu, barulah mereka sadar siapakah sebenarnya yang hina, apakah orang-orang mukmin yang mentauhidkan Allah ataukah orang-orang musyrik yang tidak mempunyai pembantu dan penolong?

حَتّٰىٓ اِذَا رَاَوْا مَا يُوْعَدُوْنَ اِمَّا الْعَذَابَ وَاِمَّا السَّاعَةَ ۗفَسَيَعْلَمُو ْنَ مَنْ هُوَ شَرٌّ مَّكَانًا وَّاَضْعَفُ جُنْدًا

… sehingga apabila mereka telah melihat apa yang diancamkan kepada mereka, baik azab maupun Kiamat, maka mereka akan mengetahui siapa yang lebih jelek kedudukannya dan lebih lemah bala tentaranya. (Maryam/19: 75)

Isi Kandungan Kosakata

1. Libadan لِبَدًا (al-Jinn/72: 19)

Kata libad adalah jamak dari kata labdah, maṣdar (kata jadian) dari kata labada-yalbudu-lubdatan/libd atan. Akar maknanya adalah labida bil-makān yang berarti “menempati suatu tempat”. Kalimat albada al-baṣara fiṣ-ṣalāh berarti “mengarahkan pandangan tetap tertuju pada tempat sujud”. Dalam Al-Qur’an disebutkan kata mālan lubadā(n), jamak dari lubdatun, yang berarti harta yang banyak, yaitu firman Allah, “Dan mengatakan, ‘Aku telah menghabiskan harta yang banyak.” Harta yang banyak disebut lubad karena begitu banyaknya sehingga sebagian menumpuk dan lengket pada sebagian yang lain. Makna ini identik dengan yang dimaksud dari kata libad yang sedang ditafsirkan ini, yaitu sebagian menimpa sebagian yang lain. Menurut riwayat, ketika para jin mendengarkan bacaan Al-Qur’an dari Nabi saw pada waktu beliau salat Subuh di kebun kurma, mereka merasa takjub hingga nyaris jatuh menimpa beliau.

2. Multaḥadan مُلْتَحَدًا (al-Jinn/72: 22)

Kata multaḥad adalah isim maf'ūl dari kata iltaḥada-yaltaḥidu-ilti ādan. Ia terampil dari kata laḥada-yalḥadu-laḥdan yang berarti berbelok dan condong. Darinya diambil kata laḥd yang berarti galian yang ada di sisi kuburan tempat meletakkan mayat. Disebut demikian karena galian itu dicondongkan dan dibelokkan dari tengah ke sampingnya. Kata ini kemudian berkembang penggunaannya untuk menyebut penyimpangan dalam agama, sebagaimana dalam firman Allah, “Dan tinggalkanlah orang-orang yang menyalahartikan nama-nama-Nya.” (al-A‘raf/7: 180) Dari kata ini kemudian terambil kata multaḥad sebagaimana yang disebutkan dalam ayat yang sedang ditafsirkan ini, yang berarti tempat berlindung. Tempat berlindung disebut demikian karena orang yang berlindung itu condong kepadanya. Makna harfiah ini senada dengan penafsiran yang diriwayatkan dari Mujāhid, Qatādah, dan as-Suddī.