v2.9
Geligi Animasi
Geligi Semua Satu Platform
Ayat 21 - Surat Āli ‘Imrān (Keluarga Imran)
اٰل عمرٰن
Ayat 21 / 200 •  Surat 3 / 114 •  Halaman 52 •  Quarter Hizb 6 •  Juz 3 •  Manzil 1 • Madaniyah

اِنَّ الَّذِيْنَ يَكْفُرُوْنَ بِاٰيٰتِ اللّٰهِ وَيَقْتُلُوْنَ النَّبِيّٖنَ بِغَيْرِحَقٍّۖ وَّيَقْتُلُوْنَ الَّذِيْنَ يَأْمُرُوْنَ بِالْقِسْطِ مِنَ النَّاسِۙ فَبَشِّرْهُمْ بِعَذَابٍ اَلِيْمٍ

Innal-lażīna yakfurūna bi'āyātillāhi wa yaqtulūnan nabiyyīna bigairi ḥaqq(in), wa yaqtulūnal-lażīna ya'murūna bil-qisṭi minan-nās(i), fabasysyirhum bi‘ażābin alīm(in).

Sesungguhnya orang-orang yang kufur terhadap ayat-ayat Allah, membunuh para nabi tanpa hak (alasan yang benar), dan membunuh manusia yang memerintahkan keadilan, sampaikanlah kepada mereka kabar ‘gembira’ tentang azab yang pedih.

Makna Surat Ali ‘Imran Ayat 21
Isi Kandungan oleh Tafsir Wajiz

Setelah ayat sebelumnya menjelaskan penolakan Yahudi yang didasarkan atas kedengkian, maka ayat ini menunjukkan sebagian perilaku buruk mereka. Sesungguhnya orang-orang yang mengingkari ayat-ayat Allah, dari kaum Yahudi, baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis berupa alam raya, dan membunuh para nabi tanpa dalih sedikit pun yang bisa dianggap hak atau benar, dan juga membunuh orang-orang yang menyuruh manusia berbuat adil, maka sampaikanlah kepada mereka kabar gembira, sebagai bentuk penghinaan, yaitu azab yang pedih di akhirat kelak.

Isi Kandungan oleh Tafsir Tahlili

Dalam ayat ini Allah mencela sikap orang Yahudi di zaman para rasul sebelum Nabi Muhammad, yang dengan taklid buta mengikuti perbuatan nenek moyang mereka. Padahal sesungguhnya mereka sudah mengetahui kesalahan dan kejahatan nenek moyang mereka.

Dengan keterangan ayat ini, bertambah jelaslah keburukan orang Yahudi. Sukar bagi mereka mencari alasan untuk membersihkan diri dengan menyatakan beriman. Kejahatan mereka yang terbukti dalam sejarah, menyebabkan mereka mendapat celaan dan kutukan.

Orang Yahudi di zaman Rasulullah saw dianggap ikut bersalah, karena mereka tidak menunjukkan sikap tidak setuju terhadap kejahatan nenek moyang mereka. Di samping membunuh para nabi, orang Yahudi zaman dahulu juga telah membunuh para hukamā′ (orang-orang bijaksana), yaitu yang disebut dalam ayat ini sebagai “orang-orang yang menyuruh manusia berbuat adil”. Mereka terdiri dari cerdik pandai, yang menjadikan keadilan itu sebagai tiang keutamaan.

Martabat para hukamā′ di dalam memberikan petunjuk di bawah martabat para nabi dan demikian pula pengaruh mereka. Membunuh hukamā′ berarti membunuh akal dan menghancurkan keadilan. Hal ini merupakan dosa besar dan sangat merugikan. Karena itu Allah memberikan peringatan kepada orang Yahudi bahwa mereka akan menerima azab yang pedih di dunia dan di akhirat. Siapakah yang lebih berhak menerima azab yang pedih itu kalau bukan mereka yang kejam lagi melampaui batas dalam berbuat kejahatan, seperti membunuh para nabi dan para cerdik pandai?

Isi Kandungan Kosakata

Ḥabiṭat حَبِطَتْ (Āli ‘Imrān/3: 22)

Ḥabiṭat adalah kata kerja lampau dari ḥabiṭa-yaḥbiṭu-ḥab ṭan artinya gagal, tidak berhasil, batal atau hilang sia-sia. Amalan yang bisa rusak atau hilang sia-sia terbagi tiga, yaitu pertama, amalan duniawi yang tidak bisa bermanfaat pada hari kiamat (al-Mā′idah/5: 53). Kedua, amalan ukhrawi yang tidak diniatkan untuk mencari keridaan Allah. Ketiga, amal saleh yang disertai dengan kejahatan sehingga meringankan timbangan amal salehnya. Dalam ayat 22 ini diterangkan bahwa orang yang amal dan perbuatannya menjadi sia-sia di dunia dan di akhirat serta mereka tidak mempunyai penolong adalah orang yang tidak beriman kepada Allah, sehingga amal kebaikan apa pun yang diperbuat adalah sia-sia, tidak akan mendapat balasan apa pun dari Allah karena ia tidak percaya kepada Allah.