يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِنْ تُطِيْعُوْا فَرِيْقًا مِّنَ الَّذِيْنَ اُوْتُوا الْكِتٰبَ يَرُدُّوْكُمْ بَعْدَ اِيْمَانِكُمْ كٰفِرِيْنَ
Yā ayyuhal-lażīna āmanū in tuṭī‘ū farīqam minal-lażīna ūtul-kitāba yaruddūkum ba‘da īmānikum kāfirīn(a).
Wahai orang-orang yang beriman, jika kamu mengikuti segolongan dari orang yang diberi Alkitab, niscaya mereka akan mengembalikan kamu menjadi orang-orang kafir setelah beriman.
Setelah ayat sebelumnya mengecam Ahli Kitab, maka ayat ini ditujukan kepada orang-orang yang beriman. Wahai orang-orang yang beriman! Jika kamu mengikuti sebagian dari orang yang diberi Kitab, yaitu Yahudi dan Nasrani, niscaya mereka akan mengembalikan dan memalingkan kamu dari agama kamu agar kembali menjadi orang kafir yang kukuh kekafirannya setelah kamu beriman kepada Nabi Muhammad.
Orang beriman dilarang mengikuti segolongan Ahli Kitab karena mereka selalu mengadakan tipu muslihat terhadap kaum Muslimin. Bila kaum Muslimin mengikuti orang Yahudi, niscaya mereka akan terjerumus kembali ke dalam permusuhan dan kekafiran.
I‘taṣimū اِعْتَصِمُوْا( li ‘Imrān/3: 103)
Secara etimologis, i‘taṣimū adalah kata perintah dari kata kerja i‘taṣama, ya’taṣimu, al-i‘tiṣām yang berarti “berpegang teguh pada sesuatu”. Seorang yang tercegah dari perbuatan dosa dinamakan ma‘ṣūm. Mi‘ṣam artinya “pergelangan tangan”, orang yang berpegangan dengan pergelangan tangan akan terlindungi, karena bisa teguh dan kokoh. Melalui ayat ini (103) kaum Muslimim mendapatkan peritah untuk bernaung dan berpegang teguh pada agama Allah. Maksudnya, kaum Muslimin harus menjadikan agama Allah sebagai pegangan hidup agar selamat di dunia dan akhirat.

