v2.9
Geligi Animasi
Geligi Semua Satu Platform
Ayat 113 - Surat Āli ‘Imrān (Keluarga Imran)
اٰل عمرٰن
Ayat 113 / 200 •  Surat 3 / 114 •  Halaman 64 •  Quarter Hizb 7.25 •  Juz 4 •  Manzil 1 • Madaniyah

۞ لَيْسُوْا سَوَاۤءً ۗ مِنْ اَهْلِ الْكِتٰبِ اُمَّةٌ قَاۤىِٕمَةٌ يَّتْلُوْنَ اٰيٰتِ اللّٰهِ اٰنَاۤءَ الَّيْلِ وَهُمْ يَسْجُدُوْنَ

Laisū sawā'ā(n), min ahlil-kitābi ummatun qā'imatuy yatlūna āyātillāhi ānā'al-laili wa hum yasjudūn(a).

Mereka tidak sama. Di antara Ahlulkitab ada golongan yang lurus.112) Mereka membaca ayat-ayat Allah pada malam hari dalam keadaan bersujud (salat).

Makna Surat Ali ‘Imran Ayat 113
Isi Kandungan oleh Tafsir Wajiz

Pada ayat sebelumnya dijelaskan bahwa Ahli Kitab diliputi rasa kehinaan karena kalah perang, maka dalam ayat ini dijelaskan bahwa mereka itu tidak seluruhnya sama dalam hal ingkar kepada Allah dan jahat terhadap sesama manusia. Di antara Ahli Kitab ada golongan yang jujur, lurus, melaksanakan tuntunan Nabi mereka, beriman kepada Allah dan kerasulan Muhammad. Hal ini dikarenakan mereka membaca ayat-ayat Allah pada sebagian malam hari, dan mereka juga tunduk kepada Allah dengan bersujud, yaitu tunduk dan patuh dan mendirikan salat.

Isi Kandungan oleh Tafsir Tahlili

Orang Yahudi adalah suatu kaum yang mempunyai sifat-sifat dan perbuatan buruk, antara lain mereka kafir kepada ayat-ayat Allah, membunuh para nabi tanpa alasan yang benar, tetapi mereka semua tidak sama. Ada di antara mereka yang beriman, sekalipun kebanyakan di antaranya adalah orang-orang fasik.

Abdullah bin Salam, Ṡa‘labah bin Sa‘īd, Usaid bin ‘Ubaid dan kawan-kawannya adalah orang-orang Yahudi dari Ahli Kitab yang menegakkan kebenaran dan keadilan, tidak menganiaya orang, memeluk agama Islam dan tidak melanggar perintah-perintah Allah.

Mereka membaca ayat-ayat Al-Qur’an dengan tekun dan penuh perhatian pada waktu malam yang diawali dengan terbenamnya matahari dan diakhiri dengan terbitnya fajar, ketika orang tidur nyenyak, dan mereka juga sujud mengadakan hubungan langsung dengan Allah swt.

Isi Kandungan Kosakata

Ummah Qā’imah اُمَّةٌ قَاِئمَةٌ (Āli ‘Imrān/3:113)

Ungkapan ini terdiri dari dua kata, yaitu kata ummah dan kata qā’imah. Kata ummah berarti—lihat kembali penjelasan kosakata ummah wāḥidah dalam konteks Surah al-Baqarah/2:213—antara lain suatu golongan atau kelompok manusia/orang. Sedangkan kata qā’imah berarti “yang lurus” (mustaqīmah) pada agama Allah, yaitu mereka melaksanakan kewajiban agama yang menjadi amanah bagi mereka dengan ikhlas. Penegasan tentang adanya sekelompok orang dari kalangan Ahli Kitab yang lurus dan ikhlas melaksanakan ajaran agama Allah adalah untuk menjelaskan bahwa tidak semua Ahli Kitab memiliki watak, karakter, dan sifat-sifat yang buruk serta membangkang terhadap Islam, sebagaimana dijelaskan di dalam Al-Qur’an (al-Baqarah/2:62). Tegasnya, tidaklah benar kalau Ahli Kitab disamaratakan sebagai orang yang buruk dan menentang Islam, tetapi ada orang-orang tertentu dari kalangan mereka yang karena telah menerima dan memeluk Islam, bersikap dan bertindak lurus pada agama Allah ini. Mereka yang disebutkan terakhir inilah yang disebut ummah qā’imah (orang-orang yang bersikap lurus pada agama). Sekarang pun, banyak orang yang setelah memeluk Islam dengan sungguh-sungguh, yang sebelumnya berasal dari Ahli Kitab, menjalankan keislamannya dengan serius. Mereka itulah ummah qā’imah.