وَمَا يَفْعَلُوْا مِنْ خَيْرٍ فَلَنْ يُّكْفَرُوْهُ ۗ وَاللّٰهُ عَلِيْمٌ ۢبِالْمُتَّقِيْنَ
Wa mā yaf‘alūna min khairin falay yukfarūh(u), wallāhu ‘alīmum bil-muttaqīn(a).
Kebaikan apa pun yang mereka kerjakan, mereka tidak akan dihalangi dari (pahala)-nya. Allah Maha Mengetahui orang-orang bertakwa.
Untuk menyenangkan hati mereka, maka Allah memberitahu bahwa amal saleh dan kebajikan apa pun yang mereka kerjakan, baik yang tersembunyi maupun yang tampak, tidak ada yang mengingkarinya dan pasti akan diberi pahala dari Allah. Dan Allah Maha Mengetahui orang-orang yang benar-benar beriman dan bertakwa yang berbuat baik hanya untuk mencari rida-Nya.
Orang-orang Yahudi yang masih fasik senantiasa mengadakan provokasi kepada teman-temannya yang sudah beriman dan masuk Islam, bahwa mereka akan rugi dengan imannya itu.
Sebagai jawaban dan bantahan atas perbuatan buruk mereka itu, ditegaskan bahwa kebajikan apa saja yang telah dikerjakan oleh mereka yang telah beriman, mereka tetap akan memperoleh pahala dari amal perbuatannya dan tidak akan dihalangi sedikit pun menerimanya.
Allah Maha Mengetahui orang-orang yang benar-benar beriman dan bertakwa di antara mereka. Karenanya, amal perbuatan mereka tidak akan disia-siakan tetapi akan diberi pahala yang berlipat ganda.
Ummah Qā’imah اُمَّةٌ قَاِئمَةٌ (Āli ‘Imrān/3:113)
Ungkapan ini terdiri dari dua kata, yaitu kata ummah dan kata qā’imah. Kata ummah berarti—lihat kembali penjelasan kosakata ummah wāḥidah dalam konteks Surah al-Baqarah/2:213—antara lain suatu golongan atau kelompok manusia/orang. Sedangkan kata qā’imah berarti “yang lurus” (mustaqīmah) pada agama Allah, yaitu mereka melaksanakan kewajiban agama yang menjadi amanah bagi mereka dengan ikhlas. Penegasan tentang adanya sekelompok orang dari kalangan Ahli Kitab yang lurus dan ikhlas melaksanakan ajaran agama Allah adalah untuk menjelaskan bahwa tidak semua Ahli Kitab memiliki watak, karakter, dan sifat-sifat yang buruk serta membangkang terhadap Islam, sebagaimana dijelaskan di dalam Al-Qur’an (al-Baqarah/2:62). Tegasnya, tidaklah benar kalau Ahli Kitab disamaratakan sebagai orang yang buruk dan menentang Islam, tetapi ada orang-orang tertentu dari kalangan mereka yang karena telah menerima dan memeluk Islam, bersikap dan bertindak lurus pada agama Allah ini. Mereka yang disebutkan terakhir inilah yang disebut ummah qā’imah (orang-orang yang bersikap lurus pada agama). Sekarang pun, banyak orang yang setelah memeluk Islam dengan sungguh-sungguh, yang sebelumnya berasal dari Ahli Kitab, menjalankan keislamannya dengan serius. Mereka itulah ummah qā’imah.

