وَّالْمَلَكُ عَلٰٓى اَرْجَاۤىِٕهَاۗ وَيَحْمِلُ عَرْشَ رَبِّكَ فَوْقَهُمْ يَوْمَىِٕذٍ ثَمٰنِيَةٌ ۗ
Wal-malaku ‘alā arjā'ihā, wa yaḥmilu ‘arsya rabbika fauqahum yauma'iżin ṡamāniyah(tun).
Para malaikat berada di berbagai penjurunya (langit). Pada hari itu delapan malaikat menjunjung ʻArasy (singgasana) Tuhanmu di atas mereka.
Dan ketika itu juga atas perintah Allah para malaikat berada di berbagai penjuru langit yang telah rapuh itu. Pada hari itu delapan malaikat menjunjung’Arsy yaitu singgasana Tuhanmu di atas kepala mereka.
Pada hari Kiamat, para malaikat berada di segenap penjuru langit. Delapan malaikat menjunjung ‘Arasy Allah di atas kepalanya. Persoalan malaikat dan ‘Arasy ini adalah persoalan yang gaib, tidak seorang pun yang mengetahuinya. Tidak dijelaskan bentuk ‘Arasy yang dipikul para malaikat itu, dan ke mana mereka membawanya. Oleh karena itu, kita menerima semuanya itu berdasarkan iman kita kepada Allah
Wāhiyah وَاهِيةٌ (al-Ḥāqqah/69: 16)
Wāhiyah artinya lemah, rapuh. Kata ini berasal dari fi‘il wahā-yahwī-wahyan yang artinya lemah. Al-Wāhiy adalah bentuk isim fā‘il artinya yang lemah, dan bentuknya dalam mu’annaṡ adalah wāhiyah. Pada Surah al-Ḥāqqah/69: 13-18 ini, Allah menerangkan peristiwa hari Kiamat, yaitu antara lain digambarkan bahwa setelah ditiup sangkakala yang pertama, gunung-gunung menjadi beterbangan dan saling berbenturan, langit pun terbelah karena telah menjadi rapuh dan lemah. Semua manusia dihadapkan kepada Allah untuk diadili dan dihisab amal baik dan amal buruk mereka, dan tidak ada sesuatu pun yang tersembunyi.

