v2.9
Geligi Animasi
Geligi Semua Satu Platform
Ayat 16 - Surat Al-Ḥāqqah (Hari Kiamat Yang Pasti Terjadi)
الحاۤقّة
Ayat 16 / 52 •  Surat 69 / 114 •  Halaman 567 •  Quarter Hizb 57.5 •  Juz 29 •  Manzil 7 • Makkiyah

وَانْشَقَّتِ السَّمَاۤءُ فَهِيَ يَوْمَىِٕذٍ وَّاهِيَةٌۙ

Wansyaqqatis-samā'u fahiya yauma'iżiw wāhiyah(tun).

Langit juga terbelah karena pada hari itu ia rapuh.

Makna Surat Al-Haqqah Ayat 16
Isi Kandungan oleh Tafsir Wajiz

Setelah gunung hancur dan bumi menjadi rata dan terbelahlah langit, karena dahsyatnya situasi saat itu maka pada hari itu langit menjadi rapuh.

Isi Kandungan oleh Tafsir Tahlili

Pada saat terjadinya hari Kiamat itu, langit dalam keadaan lemah sehingga terbelah. Jika diperhatikan hukum-hukum Allah yang berlaku di ruang angkasa, maka yang dikemukakan ayat ini sesuai dengan hukum itu. Masing-masing planet di ruang angkasa itu mempunyai daya tarik-menarik. Dengan adanya daya tersebut, maka seluruh planet-planet menjadi selalu beredar pada garis edar yang tetap, tidak jatuh dan tidak menyimpang. Seandainya salah satu saja di antara planet yang banyak itu bergeser dari falaknya, maka hilanglah keseimbangan tarik-menarik yang ada antara planet-planet itu, sehingga planet yang kecil tertarik oleh planet yang besar. Terjadilah tabrakan antara planet-planet itu yang menghancurkan seluruh alam ini.

Kajian saintifik modern saat ini menyatakan bahwa jagat raya seisinya ini diawali pembentukannya dari adanya singularity. Singularity adalah sesuatu dimana calon/bakal ruang, energi, materi, dan waktu masih terkumpul menjadi satu (manunggal). Dentuman Besar (Big Bang) meledakkan singularity ini dan berkembanglah seperti spiral-kerucut yang terus menerus berekspansi melebar dan melebar terus. Sejak Big Bang itulah, waktu mulai memisahkan diri dari ruang, begitu pula energi, materi, dan gaya-gaya, dan selama bermiliar-miliar tahun terbentuklah seluruh jagat raya yang berisi miliaran galaksi. Ruang dan waktu terus mengalami ekspansi meluas. Bahiruddin S. Mahmud menjelaskan bahwa ekspansi jagat raya bukannya tak terbatas dan terus menerus. Laju ekspansi atau perkembangan ini berangsur-angsur menurun, karena gaya gravitasi antar galaksi (yang mereka sesamanya terus saling menjauh) mulai mengendor, sehingga suatu saat akan berhentilah ekspansi jagat raya itu.

Ketika jagat raya atau alam semesta menghentikan aktivitas ekspansinya (perluasannya), masa penyusutannya (pemadatannya) pun dimulai. Jika ekspansi diawali dari singularity, Big Bang, dan ekspansi alam semesta; maka penyusutan alam semesta atau pemadatan (kontraksi) alam semesta diawali dengan alam semesta yang secara perlahan menyusut, di mana ruang, waktu, energi, materi, dan gaya-gaya akan bersatu kembali menjadi singularity. Penyusutan ini makin lama makin cepat, dari dimensi waktu miliaran tahun, jutaan tahun, puluhan tahun, tahunan, bulanan, mingguan, harian, terus ke jam, menit, detik, mikro-detik dan akhirnya terjadi ledakan hebat yang disebut Big Crunch (Kompresan Besar) menjadi singularity kembali. Jadi Big Crunch, adalah seperti Big Bang dalam arah yang berbalikkan. Proses penyusutan alam semesta menuju Big Crunch ini, berlangsung dengan periode waktu yang sangat lama, kemudian semakin cepat, dan super cepat!! Menurut Paul Davies, ketika alam semesta telah memadat sampai seperseratus (1/100) dari luasnya yang sekarang ini, maka efek tekanannya akan mengakibatkan suhu yang meninggi sampai mencapai titik didih benda cair; dan bumi menjadi tempat yang tidak layak huni lagi. Galaksi sudah tidak dapat dibedakan satu sama lainnya, karena mereka telah berfusi, dan merapat satu sama lainnya. Selanjutnya gerak kepadatan makin naik hingga mencapai titik api pijar. Pada saat inilah antariksa tampak bagaikan bola api plasma yang pijar. Kemungkinan inilah yang disebut dalam Surah al-Ma‘ārij/70: 8, “Pada hari ketika langit menjadi seperti luluhan perak.”

Ketika terjadi proses ke arah Big Crunch itu, yaitu proses pemadatan atau penyusutan alam semesta, maka semua materi pecah kembali menjadi materi-materi fundamental seperti quark, elektron, dan sebagainya, gaya-gaya seperti gaya gravitasi, elektromagnetik, nuklir kuat, dan nuklir lemah mulai menyatu kembali. Saat itulah benda-benda langit mulai kehilangan gaya-gaya gravitasinya, dan akibatnya terjadilah tubrukan-tubrukan dahsyat antar planet, sehingga bumi berbenturan dengan planet-planet lainnya, gunung-gunung berbenturan karena hilangnya gaya gravitasi yang menopangnya sehingga berbenturan sesamanya. Langit antariksa mulai lemah karena ketiadaan topangan gaya gravitasi, dan mulai menyusut/ mengerut dan retak/terbelah. Proses ini menimbulkan suara gemuruh dahsyat, yang dipuncaki dengan dentuman Big Crunch. Apakah sangkakala (ṣūr) yang dimaksud adalah mulainya suara gemuruh ketika terjadi proses penyusutan ini? Wallāhu a‘lam biṣ-ṣawāb. Akhirnya setelah dentuman Big Crunch kembalilah ke singularity lagi, semua serba fana, kecuali Allah, sebagaimana firman-Nya:

كُلُّ مَنْ عَلَيْهَا فَانٍۖ ٢٦ وَّيَبْقٰى وَجْهُ رَبِّكَ ذُو الْجَلٰلِ وَالْاِكْرَامِ ۚ ٢٧

Semua yang ada di bumi itu akan binasa, tetapi wajah Tuhanmu yang memiliki kebesaran dan kemuliaan tetap kekal. (ar-Raḥmān/55: 26-27)

Isi Kandungan Kosakata

Wāhiyah وَاهِيةٌ (al-Ḥāqqah/69: 16)

Wāhiyah artinya lemah, rapuh. Kata ini berasal dari fi‘il wahā-yahwī-wahyan yang artinya lemah. Al-Wāhiy adalah bentuk isim fā‘il artinya yang lemah, dan bentuknya dalam mu’annaṡ adalah wāhiyah. Pada Surah al-Ḥāqqah/69: 13-18 ini, Allah menerangkan peristiwa hari Kiamat, yaitu antara lain digambarkan bahwa setelah ditiup sangkakala yang pertama, gunung-gunung menjadi beterbangan dan saling berbenturan, langit pun terbelah karena telah menjadi rapuh dan lemah. Semua manusia dihadapkan kepada Allah untuk diadili dan dihisab amal baik dan amal buruk mereka, dan tidak ada sesuatu pun yang tersembunyi.