v2.9
Geligi Animasi
Geligi Semua Satu Platform
Ayat 14 - Surat Al-Fajr (Fajar)
الفجر
Ayat 14 / 30 •  Surat 89 / 114 •  Halaman 593 •  Quarter Hizb 60 •  Juz 30 •  Manzil 7 • Makkiyah

اِنَّ رَبَّكَ لَبِالْمِرْصَادِۗ

Inna rabbaka labil-mirṣād(i).

Sesungguhnya Tuhanmu benar-benar mengawasi.

Makna Surat Al-Fajr Ayat 14
Isi Kandungan oleh Tafsir Wajiz

Allah timpakan azab kepada mereka karena sungguh, Tuhanmu benar-benar mengawasi gerak gerik dan perilaku mereka. Tidak seorang pun lepas dari pengawasan Allah. Kebinasaan tiga kaum itu hendaknya menjadi pelajaran bagi umat setelahnya, terutama kaum musyrik Mekah.

Isi Kandungan oleh Tafsir Tahlili

Allah menegaskan bahwa Ia sungguh amat kuat pengawasan-Nya terhadap makhluk-Nya. Tidak ada perbuatan sekecil apa pun yang tidak diketahui-Nya. Oleh karena itu, yang membangkang dan bergelimang dosa seharusnya sadar dan kemudian beriman dan tobat dari dosa-dosanya.

Isi Kandungan Kosakata

Irama Żātil-‘Imād الْعِمَادِ ذَاتِ اِرَمَ (al-Fajr/89: 7)

Kata-kata ini hanya terdapat dalam Surah al-Fajr/89: 7. Kata ‘imād dalam Irama żātil-‘imād secara harfiah berarti kemah yang bertiang-tiang, yakni bangunan yang tinggi. Żātul-‘imād juga telah menjadi sebutan bagi kaum ‘Ad, ras Arab sebelum kaum Samud (lihat kosakata ‘Ad dan Samud). Menurut Ibnu Kaṡīr, disebut żātul-‘imād karena mereka tinggal di rumah-rumah dari batu yang ditopang oleh tiang-tiang yang kuat, dan pada zamannya mereka termasuk orang-orang yang berperawakan tegap dan garang. Demikian juga pendapat beberapa mufasir yang lain. Ada dua periode ‘Ad, yaitu ‘Ad pertama dan ‘Ad kedua dengan menyebutkan silsilah mereka sampai kepada Nabi Nuh. Ada anggapan bahwa kata-kata żātul-‘imād merupakan suatu kesatuan kata sebagai istilah geografi Irama żātil-‘imād. Sementara Iram ialah nama kota purbakala kaum ‘Ad di Arab bagian selatan, dan mereka dikenal sebagai ahli bangunan. Umumnya mufasir berpendapat bahwa Iram nama orang, nenek moyang kaum ‘Ad. Pengertian “tiang-tiang yang tinggi” ditafsirkan sebagai sosok tubuh yang tinggi.

Dalam Tafsir Abdullah Yusuf Ali diungkapkan bahwa menurut para mufasir, Iram adalah nama eponim seorang pahlawan kaum ‘Ad, dan “tiang-tiang yang tinggi” ditafsirkan dengan “sosok tubuh yang tinggi”, dan memang sosok tubuh kaum ‘Ad tinggi-tinggi. Kawasan selatan Jazirah Arab ini pernah menjadi sangat makmur dan kaya dengan puing-puing dan prasasti-prasasti. Bagi orang Arab sendiri, daerah itu menjadi sasaran yang selalu menarik. Pada zaman muawiyah, pernah ditemukan beberapa permata dalam reruntuhan di tempat itu. Belum lama ini telah ditemukan pula perunggu kepala singa dan sebuah perunggu talang air dengan prasasti Saba’, terdapat di Najran.