كَلَّآ اِذَا دُكَّتِ الْاَرْضُ دَكًّا دَكًّاۙ
Kallā iżā dukkatil-arḍu dakkan dakkā(n).
Jangan sekali-kali begitu! Apabila bumi diguncangkan berturut-turut (berbenturan),
Sekali-kali tidak! janganlah kamu berbuat demikian. Apabila bumi diguncangkan berturut-turut, memuntahkan isinya, hancur lebur, kemudian muncul bumi yang sama sekali baru,
Dalam ayat ini, Allah memberitahukan bahwa orang-orang kafir itu nanti di akhirat akan menyesal. Allah memberitahukan bahwa dunia ini akan hancur karena planet-planet ini akan bertubrukan satu sama lain dengan dahsyatnya dan semua makhluk akan mati. Setelah itu Allah menghidupkan semua makhluk itu kembali dan menghadapkan mereka di Padang Mahsyar. Kemudian Allah dan para malaikat yang membuat formasi-formasi khusus memeriksa setiap amal manusia. Waktu itulah neraka Jahanam dihadapkan kepada orang-orang yang durhaka ketika di dunia. Waktu itu mereka yang durhaka sadar atas kedurhakaannya. Akan tetapi, sadar pada waktu itu tidak ada gunanya, karena “nasi sudah jadi bubur”, dunia tempat beramal sudah berakhir, dan yang ada hanyalah tempat melihat hasil amal di dunia.
Dakkan دَكًّا (al-Fajr/89: 21)
Kata dakkan berarti guncangan, maṣdar (kata jadian) dari kata dakka yang berarti menghancurkan gunung, dinding, dan semisalnya. Di dalam Al-Qur’an, kata ini diulang sebanyak tujuh kali dalam beberapa bentuk. Di antaranya adalah dakkā’ yang berarti hancur luluh, yaitu di dalam firman Allah, “Dia (Zulkarnain) berkata, ‘(Dinding) ini adalah rahmat dari Tuhanku, maka apabila janji Tuhanku sudah datang, Dia akan menghancurluluhkannya; dan janji Tuhanku itu benar’.” (al-Kahf/18: 98)

