v2.9
Geligi Animasi
Geligi Semua Satu Platform
Ayat 109 - Surat Al-Baqarah (Sapi)
البقرة
Ayat 109 / 286 •  Surat 2 / 114 •  Halaman 17 •  Quarter Hizb 2.5 •  Juz 1 •  Manzil 1 • Madaniyah

وَدَّ كَثِيْرٌ مِّنْ اَهْلِ الْكِتٰبِ لَوْ يَرُدُّوْنَكُمْ مِّنْۢ بَعْدِ اِيْمَانِكُمْ كُفَّارًاۚ حَسَدًا مِّنْ عِنْدِ اَنْفُسِهِمْ مِّنْۢ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُمُ الْحَقُّ ۚ فَاعْفُوْا وَاصْفَحُوْا حَتّٰى يَأْتِيَ اللّٰهُ بِاَمْرِهٖ ۗ اِنَّ اللّٰهَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ

Wadda kaṡīrum min ahlil-kitābi lau yaruddūnakum mim ba‘di īmānikum kuffārā(n), ḥasadam min ‘indi anfusihim mim ba‘di mā tabayyana lahumul-ḥaqq(u), fa‘fū waṣfaḥū ḥattā ya'tiyallāhu bi amrih(ī), innallāha ‘alā kulli syai'in qadīr(un).

Banyak di antara Ahlulkitab menginginkan agar mereka dapat mengembalikan kamu setelah kamu beriman menjadi kafir kembali karena rasa dengki dalam diri mereka setelah kebenaran jelas bagi mereka. Maka, maafkanlah (biarkanlah) dan berlapang dadalah (berpalinglah dari mereka) sehingga Allah memberikan perintah-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.

Makna Surat Al-Baqarah Ayat 109
Isi Kandungan oleh Tafsir Wajiz

Banyak di antara Ahli Kitab menginginkan sekiranya mereka dapat mengembalikan atau mema lingkan kamu setelah kamu beriman kepada Allah dan Nabi Muhammad, menjadi kafir kembali seperti yang kamu lakukan dahulu, karena rasa dengki dalam diri mereka, setelah kebenaran jelas bagi mereka dengan adanya dalil-dalil kuat yang menunjukkan Nabi Muhammad benar-benar menyampaikan ayat-ayat Allah seperti yang diberitakan dalam kitab-kitab mereka. Maka maafkanlah kesalahan-kesalahan mereka, pergaulilah mereka dengan akhlak yang baik, dan berlapangdadalah dengan mengabaikan cacian dan tentangan mereka sampai Allah memberi kan perintah-Nya dengan bantuan dan dukunganNya. Sungguh, Allah Mahakuasa atas segala sesuatu. Ia akan menguatkan kedudukanmu dan memberimu kekuatan yang lebih besar.

Isi Kandungan oleh Tafsir Tahlili

Allah swt menjelaskan bahwa sebagian besar Ahli Al-Kitab selalu berangan-angan agar dapat membelokkan kaum Muslimin dari agama Tauhid menjadi kafir seperti mereka, setelah mereka mengetahui dengan nyata bahwa apa yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw itu benar dan sesuai dengan prinsip yang terkandung dalam Kitab Taurat.

Ayat ini mengandung peringatan kepada orang-orang Islam agar mereka waspada terhadap tipu muslihat yang dilakukan Ahli Kitab itu. Adakalanya dengan jalan mengeruhkan ajaran Islam, dan adakalanya dengan jalan menumbuhkan keragu-raguan di kalangan umat Islam sendiri.

Mereka melakukan tipu muslihat karena kedengkian semata, tidak timbul dari pandangan yang bersih. Kedengkian mereka bukanlah karena keragu-raguan terhadap kandungan isi Al-Qur’an atau bukan karena didorong oleh kebenaran yang terdapat dalam Kitab Taurat, tetapi karena dorongan hawa nafsu, kemerosotan mental dan kedongkolan hati mereka. Itulah sebabnya mereka terjerumus dalam lembah kesesatan dan kebatilan.

Sesudah itu Allah memberikan tuntunan pada umat Islam bagaimana caranya menghadapi tindak-tanduk mereka. Allah menyuruh umat Islam menghadapi mereka dengan sopan santun serta suka memaafkan segala kesalahan mereka, juga melarang agar jangan mencela mereka hingga tiba saatnya Allah memberikan perintah. Karena Allah-lah yang akan memberikan bantuan kepada umat Islam, hingga umat Islam dapat menentukan sikap dalam menghadapi tantangan mereka, apakah mereka itu harus diperangi atau diusir. Peristiwa ini telah terjadi, umat Islam memerangi Bani Quraizah dan Bani Nadir dari Medinah setelah mereka merobek-robek perjanjian. Mereka memberi bantuan kepada orang-orang musyrikin, setelah mereka diberi maaf berulang kali.

Kemudian Allah memberikan ketegasan atau janji bahwa Dia akan memberikan bantuan kepada kaum Muslimin, dengan menyatakan bahwa Dia berkuasa untuk memberikan kekuatan lain. Dia berkuasa pula untuk memberikan ketetapan hati agar umat Islam tetap berpegang pada kebenaran. Sehingga mereka dapat mengalahkan orang-orang yang memusuhi umat Islam secara terang-terangan serta menyombongkan kekuatan.

Isi Kandungan Kosakata

Ḥasad حَسَدْ (al-Baqarah/2: 109)

Ḥasad dari kata ḥasada-yaḥsudu-ḥasadan . Dalam kamus al-Muḥīṭ kata ḥasadan berarti mengharapkan hilangnya kenikmatan, keutamaan yang ada pada seseorang, atau menginginkan hal tersebut berpindah kepadanya. Hasad diharamkan dalam Islam kecuali pada dua hal yang disabdakan oleh Rasulullah saw, yakni tidak boleh hasad kecuali pada dua perkara, yaitu pertama seseorang yang diberikan Allah harta kemudian dihabiskannya harta tersebut di jalan yang benar; kedua seseorang yang diberikan ilmu kemudian dia kerjakan dan mengajarkannya kepada manusia (diriwayatkan oleh al-Bukhārī, Muslim dan Ibnu Mājah). Dalam ayat ini, orang Yahudi hasad terhadap orang mukmin. Hasad ini timbul dari diri mereka sendiri, bukan dari ajaran Taurat karena sosok pribadi Rasul diterangkan dengan jelas dalam Taurat. Mereka dengki karena Nabi akhir zaman bukan dari keturunan Ishak (Bani Israil) tapi dari keturunan Ismail.