وَاَقِيْمُوا الصَّلٰوةَ وَاٰتُوا الزَّكٰوةَ ۗ وَمَا تُقَدِّمُوْا لِاَنْفُسِكُمْ مِّنْ خَيْرٍ تَجِدُوْهُ عِنْدَ اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ بِمَا تَعْمَلُوْنَ بَصِيْرٌ
Wa aqīmuṣ-ṣalāta wa ātuz-zakāh(ta), wa mā tuqaddimū li'anfusikum min khairin tajidūhu ‘indallāh(i), innallāha bimā ta‘malūna baṣīr(un).
Dirikanlah salat dan tunaikanlah zakat. Segala kebaikan yang kamu kerjakan untuk dirimu akan kamu dapatkan (pahalanya) di sisi Allah. Sesungguhnya Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.
Dan laksanakanlah salat sebagai ibadah badaniah dengan benar sesuai tuntunan, dan tunaikanlah zakat sebagai ibadah maliah, karena keduanya merupakan fondasi Islam. Dan segala kebaikan yang kamu kerjakan untuk dirimu berupa salat, zakat, sedekah, atau amal-amal saleh lainnya, baik yang wajib maupun sunah, kamu akan mendapatkannya berupa pahala di sisi Allah. Sungguh, Allah Maha Melihat dan memberi balasan pahala di akhirat atas apa yang kamu kerjakan.
Allah menyuruh kaum Muslimin agar terus-menerus menempuh jalan yang sebaik-baiknya, melakukan salat dan mengeluarkan zakat. Perintah ini dikaitkan dengan janji Allah berupa pertolongan mendapat kemenangan. Karena dalam salat terdapat hikmah yang banyak, seperti memperkuat jalinan iman, mempertinggi cita-cita serta mempertinggi daya tahan mental. Karena di dalam salat itu terdapat doa kepada Allah yang diucapkan seorang hamba sebagai pernyataan kehendak yang serius, serta memperkuat jalinan hati di antara orang-orang mukmin, dengan jalan melakukan salat berjamaah dan pergaulan mereka di dalam masjid. Dengan jalan inilah iman itu dapat berkembang dan kukuh, dapat juga memelihara kebersihan jiwa, dapat mencegah diri untuk melakukan perbuatan yang keji, serta dapat mempertinggi daya juang untuk melaksanakan kebenaran. Apabila kaum Muslimin menempuh cara-cara yang demikian, niscaya mereka akan mendapat pertolongan dari Allah.
Hikmah yang terdapat dalam mengeluarkan zakat ialah mempererat hubungan antara Muslimin yang kaya dengan yang miskin, sehingga dengan kuatnya hubungan itu akan tercipta kesatuan dan persatuan umat yang kukuh dan bulat.
Sesudah itu Allah menegaskan bahwa salat dan zakat itu sebagai jalan yang harus ditempuh untuk memperoleh kemenangan dan kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Hal ini dapat diketahui dari pernyataan Allah bahwa kebaikan apa pun yang dilakukan oleh kaum Muslimin, niscaya akan mendapat balasan dari sisi Allah pada hari pembalasan dengan seadil-adilnya. Allah menyuruh orang-orang Islam agar berbuat baik karena Allah benar-benar Maha Mengetahui segala amalan, baik amal yang banyak maupun amal yang sedikit. Tak ada amal yang disia-siakan baik amal yang saleh maupun amal yang jelek, semua akan mendapat balasan yang setimpal.
Ḥasad حَسَدْ (al-Baqarah/2: 109)
Ḥasad dari kata ḥasada-yaḥsudu-ḥasadan . Dalam kamus al-Muḥīṭ kata ḥasadan berarti mengharapkan hilangnya kenikmatan, keutamaan yang ada pada seseorang, atau menginginkan hal tersebut berpindah kepadanya. Hasad diharamkan dalam Islam kecuali pada dua hal yang disabdakan oleh Rasulullah saw, yakni tidak boleh hasad kecuali pada dua perkara, yaitu pertama seseorang yang diberikan Allah harta kemudian dihabiskannya harta tersebut di jalan yang benar; kedua seseorang yang diberikan ilmu kemudian dia kerjakan dan mengajarkannya kepada manusia (diriwayatkan oleh al-Bukhārī, Muslim dan Ibnu Mājah). Dalam ayat ini, orang Yahudi hasad terhadap orang mukmin. Hasad ini timbul dari diri mereka sendiri, bukan dari ajaran Taurat karena sosok pribadi Rasul diterangkan dengan jelas dalam Taurat. Mereka dengki karena Nabi akhir zaman bukan dari keturunan Ishak (Bani Israil) tapi dari keturunan Ismail.

