v2.9
Geligi Animasi
Geligi Semua Satu Platform
Ayat 85 - Surat Al-Baqarah (Sapi)
البقرة
Ayat 85 / 286 •  Surat 2 / 114 •  Halaman 13 •  Quarter Hizb 2 •  Juz 1 •  Manzil 1 • Madaniyah

ثُمَّ اَنْتُمْ هٰٓؤُلَاۤءِ تَقْتُلُوْنَ اَنْفُسَكُمْ وَتُخْرِجُوْنَ فَرِيْقًا مِّنْكُمْ مِّنْ دِيَارِهِمْۖ تَظٰهَرُوْنَ عَلَيْهِمْ بِالْاِثْمِ وَالْعُدْوَانِۗ وَاِنْ يَّأْتُوْكُمْ اُسٰرٰى تُفٰدُوْهُمْ وَهُوَ مُحَرَّمٌ عَلَيْكُمْ اِخْرَاجُهُمْ ۗ اَفَتُؤْمِنُوْنَ بِبَعْضِ الْكِتٰبِ وَتَكْفُرُوْنَ بِبَعْضٍۚ فَمَا جَزَاۤءُ مَنْ يَّفْعَلُ ذٰلِكَ مِنْكُمْ اِلَّا خِزْيٌ فِى الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا ۚوَيَوْمَ الْقِيٰمَةِ يُرَدُّوْنَ اِلٰٓى اَشَدِّ الْعَذَابِۗ وَمَا اللّٰهُ بِغَافِلٍ عَمَّا تَعْمَلُوْنَ

Ṡumma antum hā'ulā'i taqtulūna anfusakum wa tukhrijūna farīqam minkum min diyārihim taẓāharūna ‘alaihim bil-iṡmi wal-‘udwān(i), wa iy ya'tūkum usārā tufādūhum wa huwa muḥarramun ‘alaikum ikhrājuhum, afa tu'minūna biba‘ḍil-kitābi wa takfurūna bi ba‘ḍ(in), famā jazā'u may yaf‘alu żālika minkum illā khizyun fil-ḥayātid-dun-yā, wa yaumal-qiyāmati yuraddūna ilā asyaddil-‘ażāb(i), wa mallāhu bigāfilin ‘ammā ta‘malūn(a).

Kemudian, kamu (Bani Israil) membunuh dirimu (sesamamu) dan mengusir segolongan darimu dari kampung halamannya. Kamu saling membantu (menghadapi) mereka dalam kejahatan dan permusuhan. Jika mereka datang kepadamu sebagai tawanan, kamu tebus mereka, padahal kamu dilarang mengusir mereka. Apakah kamu beriman pada sebagian Kitab (Taurat) dan ingkar pada sebagian (yang lain)? Maka, tidak ada balasan (yang pantas) bagi orang yang berbuat demikian di antaramu, selain kenistaan dalam kehidupan dunia dan pada hari Kiamat mereka dikembalikan pada azab yang paling berat. Allah tidak lengah terhadap apa yang kamu kerjakan.

Makna Surat Al-Baqarah Ayat 85
Isi Kandungan oleh Tafsir Wajiz

Kemudian kamu, wahai Bani Israil, membunuh dirimu, yakni sesamamu, tanpa menghiraukan perjanjian Allah tadi, dan mengusir segolongan dari saudara-saudara kamu sesama manusia dari kampung halamannya. Kamu memaksakan diri saling membantu dengan kelompok-kelompok kamu dalam menghadapi mereka dalam kejahatan, yakni dengan membuat dosa, baik dalam bentuk ucapan maupun perbuatan, dan permusuhan, yakni agresi yang melampaui batas. Itulah sikapmu terhadap mereka. Dan jika mereka yang kamu usir itu datang kepadamu sebagai tawanan, maka kamu tebus mereka dengan berbagai cara, padahal kamu dilarang mengusir mereka. Apakah kamu beriman kepada sebagian Kitab, yakni percaya dan mengamalkan sebagian kandungan Taurat dengan menebus mereka, dan ingkar kepada sebagian yang lain sehingga kamu mengusir mereka? Maka tidak ada balasan yang pantas bagi orang yang berbuat demikian di antara kamu selain kenistaan dalam kehidupan dunia walau kamu menduga dan berusaha memperoleh kemuliaan. Dan pada hari Kiamat mereka dikembalikan dan dibangkitkan setelah kematian kepada azab yang paling berat. Allah mengetahui motif perbuatan kamu, dan Allah tidak lengah terhadap apa yang kamu kerjakan. Oleh karena itu, Dia akan memberi balasan yang setimpal kepada kamu. Ayat ini turun berkaitan dengan peristiwa yang terjadi di Madinah sebelum Rasulullah diutus. Ada tiga suku Yahudi di Madinah, yaitu Bani Qainuqa, Bani Nadir dan Bani Quraidhah. Ketiganya terlibat dalam perang saudara antara Kabilah Aus dan Khazraj; penduduk asli Madinah. Bani Qainuqa dan Bani Nadir memihak Kabilah Khazraj, sedangkan Bani Quraidhah memihak Suku Aus. Seringkali terjadi peperangan di antara mereka, bahkan di antara sesama Yahudi pun mereka saling menyerang dan membunuh. Mereka tahu bahwa hal itu melanggar perjanjian dengan Allah, namun mereka berdalih bahwa hal itu merupakan bagian dari ketaatan terhadap isi kitab suci.

Isi Kandungan oleh Tafsir Tahlili

Dalam ayat ini disebutkan kenyataan tentang pelanggaran orang Yahudi terhadap larangan Allah itu. Di Medinah sejak sebelum Nabi Muhammad saw terdapat tiga suku Yahudi yaitu Bani Qainuqa, Bani Nadir, Bani Quraizah. Ketiga suku itu terlibat dalam perang saudara yang terjadi antara kabilah Aus dan Khazraj; keduanya penduduk asli kota Medinah. Bani Qainuqa dan Bani Nadir adalah sekutu kabilah Khazraj, sedangkan Bani Quraizah adalah sekutu kabilah Aus. Dengan demikian terjadilah peperangan dan usir-mengusir antara sesama kaum Yahudi sendiri.

Ayat ini menerangkan bahwa sesudah menerima janji yang kuat itu, mereka merusaknya dengan membunuh saudara-saudara mereka sendiri, mereka saling membunuh sebagaimana yang telah dilakukan oleh orang-orang terhadap mereka, sedangkan mereka mengaku bahwa janji Allah itu juga dikenakan pada mereka.

Sebagian orang Yahudi membantu orang-orang Arab yang telah menjadi sekutu mereka dengan membuat dosa seperti pembunuhan dan peperangan, dan membantu mereka di dalam permusuhan seperti pengusiran dari kampung halaman. Bilamana ada yang tertawan, baik orang Arab ataupun orang Yahudi yang bermusuhan, maka untuk melepaskannya mereka meminta uang tebusan.

Masing-masing golongan Yahudi menebus bangsanya yang menjadi tawanan itu, walaupun tawanan itu musuhnya. Mereka mengemukakan alasan bahwa kitab suci mereka memerintahkan agar mereka menebus tawanan-tawanan bangsa yang suci itu. Jika mereka benar-benar beriman kepada kitabnya seperti yang mereka katakan, mengapa mereka mengusir, saudara-saudaranya dari kampungnya, sedangkan Taurat melarang mereka berbuat begitu? Kalau demikian, bukankah itu berarti mengejek agama? Mengapa mereka beriman pada sebagian Kitab dan ingkar terhadap sebagian yang lain?

Allah telah membuat janji dengan Bani Israil di dalam Taurat, agar tidak saling membunuh dan mengusir di antara sesamanya. Dalam Taurat disebutkan, "Siapa saja hamba lelaki atau perempuan dari Bani Israil yang kamu dapati, bayarlah harganya dan merdekakanlah dia." Namun mereka tetap saling membunuh di antara sesamanya dan tetap saling mengusir. Mereka menyalahi janji mereka kepada Allah. Apabila ada yang ditawan, mereka menebusnya, sebagai ketaatan mereka kepada janji. Hal itu menunjukkan bahwa mereka mengimani sebagian isi Kitab dan tidak percaya kepada bagian yang lain.

Pembalasan terhadap para pelanggar ketentuan-ketentuan di atas ialah kebinasaan di dunia dan azab yang pedih di akhirat. Kenyataan telah menunjukkan bahwa umat yang berlaku curang terhadap perintah Allah dan melempar agama ke belakang, mereka akan bercerai-berai dan akan ditimpa azab kehinaan sebagai pembalasan terhadap kerusakan akhlak dan kejahatannya.

Adapun orang-orang yang tetap berlaku benar, menyucikan dirinya dan baik keadaannya, akan memperoleh nikmat di sisi Tuhannya. Allah sekali-kali tidak lengah terhadap apa-apa yang mereka kerjakan. Dia akan memberi balasan terhadap segala perbuatan manusia.

Isi Kandungan Kosakata

Iḥsān اِحْسَان (al-Baqarah/2: 83)

Iḥsān berasal dari fi‘il atau kata kerja ḥasuna-yaḥsunu masdarnya ḥasanan atau ḥusnan, artinya baik. Mendapat tambahan satu huruf yaitu hamzah menjadi aḥsana-yuḥsinu-iḥsāna n, artinya memperbaiki atau berbuat baik, menjadi fi‘il muta‘addi atau kata kerja transitif (mempunyai objek). Kata iḥsānan pada ayat ini merupakan masdar dari fi‘il amar yang dibuang, asalnya aḥsinū bil wālidaini iḥsānan, sehingga peranan masdar ini menjadi penguat dari fi‘il amar yang dibuang tersebut. Maksudnya adalah agar mereka betul-betul berbuat baik kepada kedua orang tua selama mereka hidup, begitu juga setelah mereka meninggal dunia dengan cara melaksanakan pesan-pesan mereka dan bersilaturahmi dengan sanak kerabat dan teman baik mereka, serta mendoakan mereka di alam kubur. Dalam ayat ini Allah memperingatkan Bani Israil supaya beribadah (taat) hanya kepada Allah, berbuat baik terhadap kedua orang tua, karib kerabat, menyayangi anak-anak yatim, orang miskin, berkata dengan orang lain secara baik-baik. Hal ini adalah tuntunan agama yang memiliki aspek sosial yang tinggi.