v2.9
Geligi Animasi
Geligi Semua Satu Platform
Ayat 91 - Surat Al-Baqarah (Sapi)
البقرة
Ayat 91 / 286 •  Surat 2 / 114 •  Halaman 14 •  Quarter Hizb 2 •  Juz 1 •  Manzil 1 • Madaniyah

وَاِذَا قِيْلَ لَهُمْ اٰمِنُوْا بِمَآ اَنْزَلَ اللّٰهُ قَالُوْا نُؤْمِنُ بِمَآ اُنْزِلَ عَلَيْنَا وَيَكْفُرُوْنَ بِمَا وَرَاۤءَهٗ وَهُوَ الْحَقُّ مُصَدِّقًا لِّمَا مَعَهُمْ ۗ قُلْ فَلِمَ تَقْتُلُوْنَ اَنْۢبِيَاۤءَ اللّٰهِ مِنْ قَبْلُ اِنْ كُنْتُمْ مُّؤْمِنِيْنَ

Wa iżā qīla lahum āminū bimā anzalallāhu qālū nu'minu bimā unzila ‘alainā wa yakfurūna bimā warā'ah(ū), wa huwal-ḥaqqu muṣaddiqal limā ma‘ahum, qul falima taqtulūna ambiyā'allāhi min qablu in kuntum mu'minīn(a).

Apabila dikatakan kepada mereka, “Berimanlah pada apa yang diturunkan Allah (Al-Qur’an),” mereka menjawab, “Kami beriman pada apa yang diturunkan kepada kami.” Mereka ingkar pada apa yang setelahnya, padahal (Al-Qur’an) itu adalah kebenaran yang membenarkan apa yang ada pada mereka. Katakanlah (Nabi Muhammad), “Mengapa kamu dahulu membunuh nabi-nabi Allah jika kamu orang-orang mukmin?”

Makna Surat Al-Baqarah Ayat 91
Isi Kandungan oleh Tafsir Wajiz

Dan kedurhakaan mereka lainnya adalah bahwa apabila dikatakan kepada mereka, “Berimanlah kepada apa yang diturunkan Allah, yakni AlQur'an, melalui Nabi Muhammad,” mereka menjawab, “Kami hanya akan beriman kepada apa yang diturunkan kepada kami, yaitu Taurat.” Dan mereka ingkar kepada apa yang setelahnya, yaitu Al-Qur'an dan kitab-kitab lain yang diturunkan sesudah Taurat, padahal Al-Qur'an itu adalah kitab yang benar-benar mencapai puncak hak, yaitu kebenaran dalam segala seginya. Al-Qur'an itu adalah kitab yang membenarkan apa yang ada pada mereka yang pernah disampaikan oleh Nabi Musa dan nabi-nabi sebelumnya. Untuk menolak pernyataan mereka, Allah berfirman, Katakanlah kepada mereka, Nabi Muhammad, “Jika benar kamu hanya percaya kepada apa yang diturunkan kepada kamu, mengapa kamu dahulu membunuh nabi-nabi Allah jika kamu orang-orang beriman?” Secerdik apa pun orang-orang Yahudi berargumen dalam rangka menolak kebenaran, tetap saja kedok mereka akan terungkap. Ketika diajak mengikuti ajaran Al-Qur'an mereka menolak dan menegaskan hanya akan mengikuti ajaran Taurat. Faktanya, mereka bukan orangorang yang taat dan patuh kepada para nabi mereka, bahkan beberapa dari nabi-nabi itu mereka bunuh.

Isi Kandungan oleh Tafsir Tahlili

Allah menjelaskan bahwa ketika Nabi Muhammad saw dan sahabatnya berkata kepada orang-orang Yahudi yang ada di Medinah dan sekitarnya agar mereka percaya kepada Al-Qur’an yang diturunkan Allah, mereka pun menjawab, bahwa mereka percaya kepada kitab (wahyu) yang diturunkan kepada nabi-nabi keturunan Bani Israil, yaitu Taurat. Mereka selalu mengingkari kebenaran Al-Qur’an yang membenarkan Kitab Taurat. Kalau mereka berterus terang, tentulah mereka akan mengakui bahwa Al-Qur’an itu benar, tidak mengandung sedikit pun keraguan.

Sesudah itu Allah memerintahkan Nabi Muhammad saw membantah alasan yang dikemukakan oleh orang-orang Yahudi dengan bantahan yang membuat mereka tidak berdaya. Apabila nenek moyang mereka betul-betul orang yang setia mengikuti Kitab yang diturunkan Allah, tentu mereka tidak membunuh nabi-nabi.

Dengan demikian jelaslah bahwa mereka itu bukan pengikut Nabi Musa yang taat dan setia, tetapi hanya menuruti hawa nafsu. Apalagi mereka juga mengakui perbuatan nenek moyang mereka sebagai perbuatan yang tidak bertentangan dengan agama. Berbuat ingkar atau membolehkan seseorang untuk berbuat ingkar hukumnya sama.

Allah menyebutkan pembunuhan yang dilakukan oleh nenek moyang orang-orang Yahudi dan menghubungkan perbuatan itu kepada orang-orang Yahudi yang hidup pada masa Nabi dalam rangka untuk menunjukkan bahwa mereka itu adalah keturunan dari satu bangsa, dan dianggap sebagai satu kesatuan, karena karakter dan wataknya sama.

Isi Kandungan Kosakata

Istakbartum اِسْتَكْبَرْتُ مْ (al-Baqarah/2: 87)

Istakbartum artinya “kamu bersikap sombong, angkuh, atau tinggi hati”. Kata dasarnya adalah “kabura” (كبر) artinya “besar”, “agung” dan sebagainya. Orang sombong karena dirinya merasa besar, sementara yang lainnya diangap kecil. Dalam ayat 87 ini Allah menggambarkan orang-orang Yahudi setiap datang seorang Rasul kepada mereka—karena para Rasul banyak dari Bani Israil—yang membawa risalah dan pelajaran yang tidak sesuai dengan keinginan mereka, lalu mereka bersikap angkuh dan sombong, yaitu mereka mengingkarinya atau bahkan membunuh Rasul tersebut seperti terhadap Nabi Zakaria dan Nabi Yahya. Kesombongan orang-orang Yahudi tergambar pada penolakannya terhadap risalah dan pelajaran para nabi dengan menganggap pendapat dan keinginan mereka lebih benar daripada risalah para nabi, sampai mereka mengatakan bahwa hati mereka sudah tertutup terhadap dakwah dan seruan para nabi, telinga kami kata mereka sudah tersumbat, dan antara kami dengan para nabi telah ada dinding yang menghalangi yang tidak mungkin dapat ditembus.