يَقُوْلُ اَهْلَكْتُ مَالًا لُّبَدًاۗ
Yaqūlu ahlaktu mālal lubadā(n).
Dia mengatakan, “Aku telah menghabiskan harta yang banyak.”
Dia dengan angkuh mengatakan, “Aku telah menghabiskan harta yang banyak.” Sikap ini sangat tidak terpuji, apalagi jika dia membelanjakan harta untuk memusuhi Allah dan rasul-Nya.
Kesombongannya itu misalnya berkenaan pengeluarannya untuk membantu orang lain. Pengeluaran itu dalam pandangannya sudah begitu besar, sehingga dianggapnya sia-sia. Ia merasa pengeluaran itu sudah sangat banyak sehingga tidak akan ada seorang pun yang akan mampu menandinginya, karena itu ia menjadi sombong.
1. Lubadan لُبَدًا (al-Balad/90: 6)
Kata lubad berarti yang banyak. Kata ini jamak dari maṣdar lubdatan yang terbentuk dari kata kerja labada. Akar maknanya adalah sesuatu menumpuk di atas sesuatu yang lain. Harta yang banyak disebut mālan lubadan karena begitu banyaknya sehingga sebagian menumpuk dan lengket pada sebagian yang lain. Makna ini identik dengan maksud kata lubad yang ada pada Surah al-Jinn/72: 19, yang menerangkan bahwa para jin mendengarkan bacaan Al-Qur’an Rasulullah dan merasa takjub, sehingga mereka nyaris jatuh menimpa beliau.
2. An-Najdain النَّجْدَيْن (al-Balad/90: 10)
Kata najdain berarti dua jalan. Secara etimologis kata ini berarti tempat yang keras dan tinggi, atau jalan yang berada di dataran tinggi. Darinya diambil kata rajulun-najidun yang berarti laki-laki yang kuat. Kata najdain dalam ayat ini digunakan untuk menunjuk dua jalan kebenaran dan kebatilan dalam keyakinan, kejujuran, dan kebohongan dalam ucapan, serta yang baik dan yang buruk dalam perbuatan.

