لَآ اُقْسِمُ بِهٰذَا الْبَلَدِۙ
Lā uqsimu bihāżal-balad(i).
Aku bersumpah demi negeri ini (Makkah),
Aku bersumpah dengan negeri ini, yakni kota Mekah, kota kelahiran Nabi dan kota suci umat Islam.
Ayat ini secara harfiah terjemahannya, “Aku tidak bersumpah dengan negeri ini.” Kata “tidak” (lā) dalam ayat itu berfungsi menguatkan, karena itu maksudnya, “Aku benar-benar bersumpah dengan negeri ini.” Atau ayat itu dibaca, “Tidak! Aku bersumpah dengan negeri ini,” yang juga bermakna menekankan.
Allah bersumpah dengan kota Mekah, tempat di mana terdapat Ka‘bah yang dituju oleh manusia dari segala penjuru semenjak didirikan oleh Nabi Ibrahim sampai sekarang untuk melaksanakan ibadah haji. Di samping itu, kota ini juga menjadi pusat perdagangan semenjak lama sekali. Karena didatangi setiap tahun dari segenap penjuru itu, maka kota itu dinamai juga Ummul-Qurā (Induk Negeri-negeri). Kota itu makmur sekalipun sekelilingnya padang pasir.
1. Al-Balad الْبَلَد (al-Balad/90: 1)
Kata al-balad berarti negeri, bentuk jamaknya adalah bilād dan buldān. Yang dimaksud dengan negeri dalam ayat ini adalah Mekah, sebagaimana penafsiran yang diriwayatkan dari Ibnu ‘Abbās. Kota Mekah ini juga pernah disebut dua kali dengan kata al-balad, yaitu dalam doa Nabi Ibrahim, yaitu dalam Surah al-Baqarah/2: 126 dan Surah Ibrāhīm/14: 35: “Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini, negeri yang aman sentosa.” Di tempat lain, kata ini juga digunakan untuk menyebut negeri Saba’, yaitu pada Surah Saba'/34: 15.
2. Kabad كَبَد (al-Balad/90: 4)
Kata kabad berarti susah payah. Ia terambil dari kalimat kabadtuhu yang berarti aku mengenai jantungnya. Susah payah disebut demikian karena kondisi payah itu bisa diketahui lewat detak jantungnya. Darinya diambil kata kabadus-samā' yang berarti tengahnya langit, dengan menyerupakannya dengan jantung di tengah tubuh. Ayat ini untuk mengingatkan bahwa manusia itu diciptakan Allah dalam kondisi yang tidak lepas dari beban berat.

