v2.9
Geligi Animasi
Geligi Semua Satu Platform
Ayat 25 - Surat Al-‘Ankabūt (Laba-Laba)
العنكبوت
Ayat 25 / 69 •  Surat 29 / 114 •  Halaman 399 •  Quarter Hizb 40.5 •  Juz 20 •  Manzil 5 • Makkiyah

وَقَالَ اِنَّمَا اتَّخَذْتُمْ مِّنْ دُوْنِ اللّٰهِ اَوْثَانًاۙ مَّوَدَّةَ بَيْنِكُمْ فِى الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا ۚ ثُمَّ يَوْمَ الْقِيٰمَةِ يَكْفُرُ بَعْضُكُمْ بِبَعْضٍ وَّيَلْعَنُ بَعْضُكُمْ بَعْضًا ۖوَّمَأْوٰىكُمُ النَّارُ وَمَا لَكُمْ مِّنْ نّٰصِرِيْنَۖ

Wa qāla innamattakhażtum min dūnillāhi auṡānam mawaddata bainikum fil-ḥayātid-dun-yā, ṡumma yaumal-qiyāmati yakfuru ba‘ḍukum biba‘ḍiw wa yal‘anu ba‘ḍukum ba‘ḍā(n), wa ma'wākumun nāru wa mā lakum min nāṣirīn(a).

Dia (Ibrahim) berkata, “Sesungguhnya apa yang kamu sembah selain Allah berupa berhala-berhala hanyalah untuk menciptakan hubungan harmonis di antara kamu dalam kehidupan dunia. Kemudian, pada hari Kiamat sebagian kamu akan saling mengingkari dan saling mengutuk. Tempat kembalimu adalah neraka dan sama sekali tidak ada penolong bagimu.”

Makna Surat Al-‘Ankabut Ayat 25
Isi Kandungan oleh Tafsir Wajiz

Dan Dia Nabi Ibrahim berkata kepada kaumnya, “Sesungguhnya berhala-berhala yang kamu sembah selain Allah, tidak lain manfaatnya kecuali hanya untuk tujuan menciptakan perasaan kasih sayang diantara kamu dalam kehidupan di dunia. Tetapi apa yang kelihatannya sebagai manfaat itu pada hakikatnya berdampak buruk, karena kemudian nanti pada hari kiamat sebagian kamu akan saling mengingkari sebagian lain, tidak saling mengenal dan mengingkari kebaikan temannya, dan bukan hanya itu, sebagian kamu juga saling mengutuk sebagian lain; pemimpin berlepas tangan dan meminta agar yang mengikutinya dijatuhkan siksa, sedang pengikut meminta agar pimpinannya dijatuhi seksa berganda. Dan tempat kembalimu wahai para pendurhaka, demikian juga berhala-berhala yang kamu sembah, ialah nereka yang apinya berkobar melebihi api yang telah kamu siapkan itu, dan sama sekali tidak ada seorang pun yang bersedia atau mampu menjadi penolong bagimu.”

Isi Kandungan oleh Tafsir Tahlili

Setelah selamat, Ibrahim mendatangi kaumnya lagi dengan sikap mengecam dan mencela tuhan-tuhan yang mereka sembah. “Sebenarnya kamu menyembah berhala-berhala itu tidak lain adalah untuk memelihara kasih sayang antara sesamamu. Kamu merasa mesra dan semakin akrab karena menyembah kepadanya. Padahal tidak ada sedikit pun alasan yang dapat membenarkan penyembahan itu,” kata Ibrahim memberi pengajaran kepada kaumnya. Sebaliknya di hari Kiamat kelak hubungan kasih sayang itu akan berubah menjadi suasana saling tuduh menuduh dan saling membenci, bahkan saling mengutuk, baik antara sesama teman akrab, maupun antara yang mengikuti (rakyat) dengan yang diikuti (pemimpin). Hanya satu yang tidak mungkin lagi mereka harapkan yakni pertolongan dari Allah. Hal tersebut tidak akan terjadi pada orang-orang yang beriman dan bertakwa.

Allah berfirman:

اَلْاَخِ لَّاۤءُ يَوْمَىِٕذٍۢ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ اِلَّا الْمُتَّقِيْنَ ۗ ࣖ ٦٧ (الزخرف)

Teman-teman karib pada hari itu saling bermusuhan satu sama lain, kecuali mereka yang bertakwa. (az-Zukhruf/43: 67)

Isi Kandungan Kosakata

Ḥarriqūhu حَرِّقُوْهُ (al-’Ankabūt/29: 24)

Kata ḥarriqūhu adalah kata perintah dari kata ḥarraqa-yuḥarriqu-taḥr īqan. Kata ini terbentuk dari kata ḥariqa-yaḥriqu-ḥarqan yang berarti terbakar. Tambahan tasydid di sini untuk memberi makna ‘banyak’. Jadi, makna kata ḥarraqa adalah membakar dengan api yang sangat banyak. Kata ini memiliki makna lain, yaitu menguliti dengan kikir sehingga sakitnya terasa panas. Akan tetapi, yang dimaksud di sini adalah membakar dengan api yang besar. Raja Namrud tidak puas untuk membakar Nabi Ibrahim hanya dengan api yang biasa-biasa saja. Ia memerintahkan untuk membuat api yang sangat besar untuk melampiaskan amarahnya. Konon, api ini adalah api paling besar yang pernah dinyalakan di muka bumi.