وَلَقَدْ تَّرَكْنَا مِنْهَآ اٰيَةً ۢ بَيِّنَةً لِّقَوْمٍ يَّعْقِلُوْنَ
Wa laqad taraknā minhā āyatam bayyinatal liqaumiy ya‘qilūn(a).
Sungguh, benar-benar telah Kami tinggalkan darinya suatu tanda yang nyata575) bagi kaum yang berpikir.
Demikianlah para utusan Kami melaksanakan tugas dengan sempurna, dan demi keagungan dan kekuasaan Kami, sungguh, tentang negeri Sodom itu telah Kami tinggalkan padanya suatu tanda bukti kuasa Kami yang nyata bagi orang-orang yang mengerti dan menjadikannya sebagai pelajaran.
Kemudian dijelaskan bahwa di samping untuk menghukum kesalahan-kesalahan yang telah diperbuat oleh kaum Lut, azab dan bala itu diturunkan juga diharapkan menjadi peringatan bagi generasi yang hidup sesudahnya, yaitu orang-orang yang menggunakan akal dan ingin mendapatkan pelajaran dari apa yang telah terjadi.
Ḍāqa bihim żar’an ضَاقَ بِهِمْ ذَرْعًا (al-’Ankabūt/29: 33)
Kata ḍāqa mengikuti pola ḍāqa-yaḍīqu-ḍīqan yang berarti sempit. Kata żar’an terambil dari kata żara’a aṡ-ṡauba yang berarti mengukur baju dengan hasta. Jadi, kata żar’un atau żirā’un berarti sesuatu yang dibuat untuk mengukur. Maksudnya adalah anggota tubuh antara siku hingga ujung jari. Darinya diambil kata żari’ah yang berarti waṣīlah atau sarana. Darinya juga terambil kalimat żara’a al-ba’iru yadāhu yang berarti unta itu memanjang-kan langkahnya saat berjalan. Selain itu, kata żar’an juga memiliki makna majazi, yaitu kemampuan atau kekuatan, dan inilah yang dimaksud di dalam ayat ini. Jadi, makna harfiah dari ḍāqa bihim żar’an adalah ḍāqa żar’uhu bihim atau hastanya sempit karena mereka. Dan yang dimaksud sebenarnya dari lafal tersebut adalah Nabi Lut merasa tidak mampu melindungi tamu-tamunya yang berwajah tampan itu dari gangguan kaumnya yang suka berbuat nista, yaitu homoseksual, sehingga hatinya juga menjadi gelisah dan dadanya terasa sempit.

