اِنَّا مُنْزِلُوْنَ عَلٰٓى اَهْلِ هٰذِهِ الْقَرْيَةِ رِجْزًا مِّنَ السَّمَاۤءِ بِمَا كَانُوْا يَفْسُقُوْنَ
Innā munzilūna ‘alā ahli hāżihil-qaryati rijzam minas-samā'i bimā kānū yafsuqūn(a).
Sesungguhnya Kami akan menurunkan suatu azab dari langit kepada penduduk negeri ini karena mereka selalu berbuat fasik.
Para malaikat menyampaikan cara pembinasaan tersebut dengan menyatakan, “Sesungguhnya kami atas perintas Allah akan menurunkan azab dari langit kepada penduduk kota ini disebabkan karena mereka selalu berbuat fasik yakni keluar dari ketaatan kepada Allah dengan melanggar ketetapan-Nya.”
Ketika malaikat datang menemui Lut dan menyampaikan maksud kedatangannya, Lut menjadi panik dan sesak napas. Sebab, ia khawatir orang-orang Sodom itu akan mengganggunya kelak bila mengetahui ada tamu yang mulia itu. Oleh karena itu, kedatangan malaikat itu sengaja dirahasiakannya. Lut tidak sanggup menolak kedatangan mereka. Setelah melihat ketakutan dan kecemasan Lut atas kedatangan kaumnya, para malaikat itu menenteramkannya dengan berkata, “Hai Lut hendaklah engkau tenang, jangan gusar. Engkau tak usah khawatir akan keselamatan kami dan apa yang dilakukan oleh kaummu terhadap kami. Sebab perbuatan jahat mereka telah sampai ke puncaknya dan nasihat sudah cukup banyak engkau sampaikan kepada mereka.”
Untuk menenteramkan perasaan Lut, malaikat itu berkata pula, “Kami akan menyelamatkan engkau dari siksaan yang akan diturunkan kepada kaummu dalam waktu dekat ini, demikian pula para pengikutmu yang beriman dan setia. Tak dapat tidak, pastilah mereka itu akan mengalami siksaan berat. Dan istrimu termasuk golongan orang-orang yang akan dihukum”.
Istri Lut mengetahui ada tamu lelaki menginap di rumahnya, maka dengan serta-merta ia memberitahukan hal itu kepada rekan-rekannya. Oleh karena itu, tersiarlah berita dengan cepat bahwa di rumah Lut ada tamu tak dikenal. Dengan segera timbullah niat jahat dalam hati mereka untuk mengganggu tamu itu. Mereka lalu berunding dan bermufakat untuk membuat suatu rencana supaya bisa melaksanakan niat tersebut. Dengan demikian, menjadi jelas bahwa istri Lut termasuk orang yang berserikat dalam rencana busuk itu.
Keterangan malaikat di atas menenangkan perasaan Lut dari ketakutan. Kepada beliau diingatkan lagi, “Kami para malaikat pasti akan mendatang-kan siksaan kepada mereka dengan tangan kami sendiri, akibat kefasikan yang sudah berurat berakar dalam diri mereka.”
Pendapat yang masyhur menyebutkan, mula-mula terjadi guncangan keras, dan tanah tempat kediaman manusia yang durhaka itu menjadi jungkir balik. Setelah diserang hujan batu dan gempa bumi yang dahsyat, negeri itu menjadi hancur berantakan dan rata dengan bumi. Akhirnya negeri Sodom, bekas kediaman umat Nabi Lut, menjadi lautan mati (al-Baḥrul Mayit).
Ḍāqa bihim żar’an ضَاقَ بِهِمْ ذَرْعًا (al-’Ankabūt/29: 33)
Kata ḍāqa mengikuti pola ḍāqa-yaḍīqu-ḍīqan yang berarti sempit. Kata żar’an terambil dari kata żara’a aṡ-ṡauba yang berarti mengukur baju dengan hasta. Jadi, kata żar’un atau żirā’un berarti sesuatu yang dibuat untuk mengukur. Maksudnya adalah anggota tubuh antara siku hingga ujung jari. Darinya diambil kata żari’ah yang berarti waṣīlah atau sarana. Darinya juga terambil kalimat żara’a al-ba’iru yadāhu yang berarti unta itu memanjang-kan langkahnya saat berjalan. Selain itu, kata żar’an juga memiliki makna majazi, yaitu kemampuan atau kekuatan, dan inilah yang dimaksud di dalam ayat ini. Jadi, makna harfiah dari ḍāqa bihim żar’an adalah ḍāqa żar’uhu bihim atau hastanya sempit karena mereka. Dan yang dimaksud sebenarnya dari lafal tersebut adalah Nabi Lut merasa tidak mampu melindungi tamu-tamunya yang berwajah tampan itu dari gangguan kaumnya yang suka berbuat nista, yaitu homoseksual, sehingga hatinya juga menjadi gelisah dan dadanya terasa sempit.

