فَكَذَّبُوْهُ فَاَخَذَتْهُمُ الرَّجْفَةُ فَاَصْبَحُوْا فِيْ دَارِهِمْ جٰثِمِيْنَ ۙ
Fa każżabūhu fa'akhażathumur-rajfatu fa'aṣbaḥū fī dārihim jāṡimīn(a).
Mereka mendustakannya. Maka, gempa dahsyat menimpa mereka. Lalu, jadilah mereka (mayat-mayat yang) bergelimpangan di tempat tinggalnya.
Tanpa berpikir panjang mereka mendutakannya, menolak ajakan Nabi Syuaib dan terus berbuat kerusakan, antara lain melakukankejahatan ekonomi dengan mengurangi takaran dan timbangan. Maka sebagai akibat kedurhakaan itu mereka ditempa gempa yang dahsyat dan menghancurkan, lalu jadilah mereka mayat-mayat yang bergelimpangan di tempat-tempat tinggal mereka.
Akan tetapi, sebagaimana halnya kaum Nabi Lut, umat Nabi Syuaib pun durhaka dan tidak mau menerima nasihat Nabi Syuaib. Mereka malah mendustakannya. Oleh karena itu, berlakulah sunah Allah. Ketika mereka dengan terang-terangan mengingkari Syuaib setelah diberi peringatan berulang-ulang, maka tibalah waktunya Allah mengazab mereka. Bumi tempat kediaman mereka diguncang oleh gempa yang menggetarkan dan menghancurkan tanah kediaman mereka. Mereka mati jungkir balik dan ditelan bumi, tanpa bergerak lagi. Cerita lebih lengkap tentang Nabi Syuaib telah disebutkan pula oleh Tuhan dalam ayat-ayat lain, yaitu pada Surah Al-A‘rāf/7: 88-93, Hūd/11: 87-94, dan asy-Syu’arā’/26: 176-190.
Ar-Rajfah الرَّجْفَةُ (al-‘Ankabūt/29: 37)
Kata ar-rajfah adalah kata jadian dari kata rajafa-yarjufu-rajfatan yang berarti guncangan yang hebat atau gempa. Dari kata ini terambil kata al-murjif yang berarti orang yang menyebarkan berita-berita bohong, sebagaimana yang disebutkan dalam firman Allah, “Dan orang-orang yang menyebarkan kabar bohong di Madinah…” (al-Aḥzāb/33: 60). Mereka disebut al-murjifūn karena berita-berita bohong tersebut mengguncang stabilitas kaum Muslimin. Dari kata ini juga terambil kata ar-rājifah yang berarti tiupan pertama sangkakala yang mengguncang alam, sebagaimana yang disebutkan dalam firman Allah, “Sungguh, kamu akan dibangkitkan) pada hari ketika tiupan pertama mengguncangkan alam.” (an-Nāzi’āt/79: 6). Makna ar-rajfah yang dimaksud di dalam ayat ini adalah gempa bumi.

