v2.9
Geligi Animasi
Geligi Semua Satu Platform
Ayat 38 - Surat Al-‘Ankabūt (Laba-Laba)
العنكبوت
Ayat 38 / 69 •  Surat 29 / 114 •  Halaman 400 •  Quarter Hizb 40.75 •  Juz 20 •  Manzil 5 • Makkiyah

وَعَادًا وَّثَمُوْدَا۟ وَقَدْ تَّبَيَّنَ لَكُمْ مِّنْ مَّسٰكِنِهِمْۗ وَزَيَّنَ لَهُمُ الشَّيْطٰنُ اَعْمَالَهُمْ فَصَدَّهُمْ عَنِ السَّبِيْلِ وَكَانُوْا مُسْتَبْصِرِيْنَ ۙ

Wa ‘ādaw wa ṡamūda wa qat tabayyana lakum mim masākinihim, wa zayyana lahumusy-syaiṭānu a‘mālahum faṣaddahum ‘anis-sabīli wa kānū mustabṣirīn(a).

Juga (ingatlah kaum) ‘Ad dan Samud. Sungguh telah nyata bagi kamu (kehancuran mereka) dari (puing-puing) tempat tinggal mereka. Setan menjadikan terasa indah perbuatan (buruk) mereka, sehingga menghalangi mereka dari jalan (Allah), sedangkan mereka dahulu adalah orang-orang yang berpandangan tajam,

Makna Surat Al-‘Ankabut Ayat 38
Isi Kandungan oleh Tafsir Wajiz

Demikianlah kisah kehancuran kaum yang durhaka. Juga ingatlah kaum 'Ad yang diutus kepada mereka Nabi Hud dan kaum Samud yang merupakan kaum Nabi Saleh, yang telah Kami binasakan karena kedurhakaan mereka. Sungguh telah nyata bagi kamu kehancuran mereka dari puing-puing tempat tinggal mereka yang masih dapat kamu saksikan, wahai kaum musyrik Mekah, dalam perjalanan dagangmu dari Mekah menuju Syam dan Yaman. Setan telah menjadikan terasa indah bagi mereka perbuatan buruk mereka sampai akhirnya lengah, sehingga setan berhasil menghalangi mereka dari jalan Allah yang mengantarkan kepada kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Demikian yang terjadi pada mereka, sedangkan mereka adalah orang-orang yang berpandangan tajam menurut ukuran zamannya, terbukti dengan keberhasilan mereka membangun peradaban, namun kekuatan dan ketajaman pandangan itu tidak mereka manfaatkan.

Isi Kandungan oleh Tafsir Tahlili

Ayat ini menyebutkan mereka durhaka kepada Nabi Hud dan tidak mau meninggalkan sesembahan nenek moyang mereka itu disebabkan bujukan setan. Di samping menyembah selain dari Allah Yang Maha Esa, mereka juga senang mengganggu kafilah yang sedang lewat membawa barang dagangannya. Padahal, mereka mempunyai cukup kemampuan untuk berpikir dan menilai betapa buruknya perbuatan mereka itu.

Mereka sering menyangsikan dan menunggu-nunggu kedatangan azab Tuhan yang dijanjikan itu, tetapi mereka tidak pernah memikirkannya. Mereka tidak pernah memikirkan dan merenungkan azab yang bakal menimpa. Mereka asyik dengan pekerjaannya sampai lengah untuk memperhatikan sesuatu yang menunjukkan keesaan Allah.

Isi Kandungan Kosakata

Mustabṣirīn مُسْتَبْصِرِيْ نَ (al-’Ankabūt/29: 38)

Kata mustabṣir terbentuk dari kata istabṣara-yastabṣiru-ist ibṣāran. Kata dasarnya adalah baṣara-yubṣiru-baṣaran yang berarti melihat. Kata al-baṣar berarti indera penglihatan. Darinya terambil kata al-baṣīr, salah satu asmā’ al-ḥusna, yang berarti Yang Menyaksikan segala sesuatu, baik yang tampak atau tersembunyi. Dari kata ini terambil kata baṣirah yang di dalam bahasa Al-Qur’an memiliki beberapa arti, di antaranya adalah mata batin dan hujah. Di dalam kata mustabṣir, tambahan huruf hamzah dan sin pada kata istabṣara memberi arti mubalagah atau melebih-lebihkan. Jadi, makna mustabṣir adalah orang yang melihat dengan sangat tajam, dan makna inilah yang dimaksudkan di dalam ayat ini.