v2.9
Geligi Animasi
Geligi Semua Satu Platform
Ayat 7 - Surat Al-A‘lā (Yang Maha Tinggi)
الاعلى
Ayat 7 / 19 •  Surat 87 / 114 •  Halaman 591 •  Quarter Hizb 60 •  Juz 30 •  Manzil 7 • Makkiyah

اِلَّا مَا شَاۤءَ اللّٰهُ ۗاِنَّهٗ يَعْلَمُ الْجَهْرَ وَمَا يَخْفٰىۗ

Illā mā syā'allāh(u), innahū ya‘lamul-jahra wa mā yakhfā.

kecuali jika Allah menghendaki. Sesungguhnya Dia mengetahui yang terang dan yang tersembunyi.

Makna Surat Al-A‘la Ayat 7
Isi Kandungan oleh Tafsir Wajiz

Allah akan terus menjaga hafalan Al-Qur’an Nabi, kecuali jika Allah menghendaki untuk menghapus hafalan itu dari hatinya. Hal ini membuktikan Al-Qur’an bukan ucapan Nabi, melainkan kalam Allah. Hal ini juga membuktikan bahwa hafalan Al-Qur’an Nabi merupakan anugerah-Nya semata. Sungguh Dia yang berbuat demikian adalah Tuhan yang mengetahui yang terang dan yang tersembunyi, di antaranya hafalan dalam hati Nabi.

Isi Kandungan oleh Tafsir Tahlili

Dalam ayat ini, Allah menerangkan bahwa bila Ia menghendaki agar Nabi Muhammad melupakan apa yang telah diwahyukan, maka hal itu dapat dilakukan-Nya. Allah berfirman:

وَلَىِٕن ْ شِئْنَا لَنَذْهَبَنَّ بِالَّذِيْٓ اَوْحَيْنَآ اِلَيْكَ ثُمَّ لَا تَجِدُ لَكَ بِهٖ عَلَيْنَا وَكِيْلًا

Dan sesungguhnya jika Kami menghendaki, niscaya Kami lenyapkan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu (Muhammad), dan engkau tidak akan mendapatkan seorang pembela pun terhadap Kami. (al-Isrā'/17: 86)

Tidak lupa apa yang sudah didengar Nabi Muhammad satu kali itu adalah karunia dan kebaikan dari Allah. Sesungguhnya Dia mengetahui apa yang terang dan apa yang tersembunyi, apa yang disebutkan dan apa yang dirahasiakan.

Isi Kandungan Kosakata

Al-Yusrā اَلْيُسْرَى (al-A‘lā/87: 8)

Al-Yusrā menjadi sifat dari lafaz yang terbuang, asalnya “al-fi‘lah al-yusrā” yaitu jalan, keadaan yang mudah. Akar katanya adalah (yā’-sīn-rā’) yang artinya berkisar pada dua hal, pertama: terbukanya sesuatu dan enteng, ringan, mudah, gampang. Lawannya “al-‘usrā” artinya sukar. Kedua: kiri seperti anggota badan sebelah kiri. Ayat ini menggambarkan bahwa orang yang menginfakkan hartanya kepada orang lain, bertakwa atau menjauhkan diri dari hal hal yang terlarang, membenarkan akan adanya surga, atau janji Allah kepada orang yang berbuat baik dengan pahala, maka orang seperti ini akan dimudahkan oleh Allah melakukan hal-hal yang akhirnya mendapatkan rida dari Allah swt.