v2.9
Geligi Animasi
Geligi Semua Satu Platform
Ayat 1 - Surat Al-Aḥzāb (Golongan Yang Bersekutu)
الاحزاب
Ayat 1 / 73 •  Surat 33 / 114 •  Halaman 418 •  Quarter Hizb 42.5 •  Juz 21 •  Manzil 5 • Madaniyah

يٰٓاَيُّهَا النَّبِيُّ اتَّقِ اللّٰهَ وَلَا تُطِعِ الْكٰفِرِيْنَ وَالْمُنٰفِقِيْنَ ۗاِنَّ اللّٰهَ كَانَ عَلِيْمًا حَكِيْمًاۙ

Yā ayyuhan-nabiyyuttaqillāha wa lā tuṭi‘il-kāfirīna wal-munāfiqīn(a), innallāha kāna ‘alīman ḥakīmā(n).

Wahai Nabi, bertakwalah kepada Allah dan janganlah engkau menuruti (keinginan) orang-orang kafir dan orang-orang munafik. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.

Makna Surat Al-Ahzab Ayat 1
Isi Kandungan oleh Tafsir Wajiz

Wahai Nabi! Bertakwalah kepada Allah dengan melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya; dan karenanya janganlah engkau menuruti keinginan orang-orang kafir agar engkau berpaling dari ketaatan kepada Allah, dan janganlah engkau menuruti kehendak orang-orang munafik agar engkau duduk bersama mereka dan menjauhi kaum duafa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui akibatnya, Mahabijaksana dalam segala firman dan aturan-Nya.

Isi Kandungan oleh Tafsir Tahlili

Ayat ini memerintahkan kepada Nabi Muhammad dan kaum Muslimin agar bertakwa kepada Allah dengan melaksanakan semua perintah-Nya dan menghentikan semua larangan-Nya. Allah juga melarang Nabi saw dan kaum Muslimin menuruti keinginan-keinginan orang-orang kafir yang pernah menganjurkan kepada beliau agar mengusir orang-orang mukmin yang lemah dan miskin dari majelisnya. Ayat ini juga melarang Nabi dan orang-orang mukmin mengikuti orang-orang munafik yang lahirnya mengaku sebagai seorang mukmin, tetapi hatinya tetap kafir, bahkan selalu berusaha dan bekerja sama dengan orang-orang kafir yang lain untuk menghancurkan Islam dan kaum Muslimin.

Berdasarkan ayat ini dan sebab turunnya, yang dimaksud dengan “menuruti keinginan orang-orang kafir dan munafik” ialah “menuruti keinginan mereka agar kaum Muslimin mengakui kepercayaan dan tuhan-tuhan mereka, mempercayai bahwa tuhan-tuhan mereka dapat memberi syafaat dan manfaat kepada orang-orang yang menyembahnya, dan meng-akui syariat-syariat mereka sebagaimana mengakui syariat yang diturunkan Allah.” Hendaklah kaum Muslimin waspada terhadap segala usaha orang-orang kafir dan munafik yang sengaja mengaburkan dan merusak agama dan kepercayaan mereka, sehingga pemahaman mereka terhadap agama itu menjadi menyimpang dari paham yang sebenarnya.

Akhir ayat ini memperingatkan bahwa Allah Maha Mengetahui segala yang dikatakan, dianjurkan, disampaikan, dan disembunyikan dalam hati orang kafir itu, serta segala yang mereka maksudkan dan inginkan. Oleh karena itu, Dia akan menetapkan hukuman yang adil bagi mereka dan Dia Mahabijaksana dalam mengatur segala urusan Nabi dan para sahabat-sahabatnya.

Isi Kandungan Kosakata

Tawakkal تَوَكَّلْ (al-Aḥzāb/33: 2)

Kata tawakkal adalah fi’il amr (kata perintah) dari kata tawakkala-yatawakkalu-tawakk ulan yang berarti menyerahkan atau menyandarkan suatu urusan kepada Allah. Kata ini terbentuk dari kata wakala-yakilu-waklan yang memiliki akar kata lemah sehingga menyerahkan urusan kepada orang lain. Darinya diambil kata rajulun wakilun yang berarti seorang laki-laki yang lemah dan tidak punya kekuatan untuk melaksanakan urusannya. Kalimat wakaltu amrī ilā fulān berarti aku menyandarkan urusanku kepada fulan. Darinya diambil salah satu dari Asma’ al-Ḥusna, yaitu al-Wakīl yang berarti Yang Menanggung rezeki hamba-hamba-Nya. Jadi, orang yang bertawakal kepada Allah adalah orang yang tahu bahwa Allah-lah yang menanggung rezeki-Nya sehingga ia condong kepada-Nya semata dan tidak bersandar kepada selain-Nya. Kata wakīlur-rajuli berarti yang menjalankan urusan seseorang. Adapun maksud kata tawakkal di sini adalah bersandar kepada Allah dalam urusan apa pun disertai usaha untuk mencapainya.