
- Tentang
- Lirik
- Review
- Tracklist
- Komentar
Aku berserah semakin malam
Semakin lirih suara terdengar
Mengapa dunia tak adil
Makna lirik lagu ini menggambarkan perasaan kerentanan dan ketidakberdayaan seseorang yang... tampilkan semua
Luka yang basah masih terasa
Tak ada maaf sempat terucap
Aku hanya ingin merasakan damai
Makna lirik lagu ini mencerminkan perasaan mendalam tentang kesedihan dan penyesalan yang ... tampilkan semua
Jiwa yang tertawan, aku memaafkan
Hati yang berlubang, aku memaafkan
Makna lirik lagu ini mengungkapkan tema tentang proses memaafkan dan melepaskan luka emosi... tampilkan semua
Agar yang keruh, terurai luruh
Agar hatiku, semakin teduh
Aku hanya ingin merasakan damai
Makna lirik lagu ini mencerminkan harapan untuk mencapai ketenangan batin dan kedamaian di... tampilkan semua
Jiwa yang tertawan, aku memaafkan
Hati yang berlubang, aku memaafkan
Aku memaafkan, aku memaafkan
Makna lirik lagu ini menggambarkan proses penerimaan dan pengampunan terhadap luka emosion... tampilkan semua
Aku hanya ingin merasakan damai
Jiwa yang tertawan, aku memaafkan
Hati yang berlubang
Makna lirik lagu ini menggambarkan keinginan mendalam untuk mencapai ketenangan batin sete... tampilkan semua
Aku memaafkan, aku memaafkan
Aku memaafkan, aku memaafkan
Aku memaafkan
Makna lirik lagu ini menggambarkan sebuah proses penyembuhan emosional melalui sikap memaa... tampilkan semua
Lagu "Jernih" karya Kunto Aji merupakan salah satu karya yang menyentuh hati dan menawarkan refleksi mendalam tentang kehidupan, luka, dan proses memaafkan. Melalui lirik-liriknya yang puitis, Kunto Aji menghadirkan sebuah narasi tentang kerentanan dan harapan akan kedamaian. Dalam artikel ini, kita akan membahas makna dan pesan yang terkandung dalam lirik lagu ini.
Menyerahkan Diri kepada Malam
Diawali dengan penggalan lirik, "Aku berserah semakin malam, semakin lirih suara terdengar", Kunto Aji seolah mengajak pendengar untuk merasakan suasana hening dan reflektif. Malam sering kali diasosiasikan dengan introspeksi, di mana seseorang merenungkan berbagai pengalaman hidup yang mungkin menyakitkan. Di sini, istilah 'berserah' mencerminkan sikap penerimaan terhadap keadaan, meskipun hati penuh dengan luka.
Dunia yang Tak Adil
Pada lirik selanjutnya, ungkapan "Mengapa dunia tak adil, luka yang basah masih terasa" menunjukkan kekecewaan terhadap ketidakadilan yang ada di dunia. Kunto Aji menggambarkan rasa sakit yang terus ada, meski waktu berlalu. Ini mencerminkan kenyataan bahwa, seringkali, kita harus menghadapi kesulitan dan penderitaan tanpa mendapatkan alasan yang jelas.
Proses Memaafkan
Salah satu tema sentral dalam lagu ini adalah proses memaafkan. Dalam lirik, "Tak ada maaf sempat terucap", Kunto Aji menyiratkan bahwa ada banyak kesalahan dan luka yang belum terselesaikan. Namun, ia kemudian menegaskan keinginan untuk menghapus beban itu dengan memilih untuk memaafkan, yang diungkapkan dalam beberapa pengulangan frasa "aku memaafkan". Ini mencerminkan keputusan aktif untuk melepaskan rasa sakit dan baik pada diri sendiri maupun orang lain.
Kedamaian sebagai Tujuan
Di bagian selanjutnya, lirik "Aku hanya ingin merasakan damai" mengungkapkan harapan yang mendalam akan ketenangan jiwa. Kunto Aji menjelaskan bahwa meski mengalami luka, keinginan untuk menemukan kedamaian tidak pernah pudar. Kesehatan mental dan emosional menjadi fokus utama, di mana kedamaian batin dicapai melalui proses memaafkan. Lirik "Agar yang keruh, terurai luruh, agar hatiku semakin teduh" menggambarkan harapan untuk mengatasi kegalauan dan menemukan ketenangan.
Kesimpulan
Lag u "Jernih" oleh Kunto Aji menawarkan lebih dari sekadar melodi yang indah; ia memberikan pelajaran berharga tentang penerimaan, keadilan, dan arti sejati dari memaafkan. Melalui lirik-liriknya yang sederhana namun mendalam, pendengar diajak untuk melakukan refleksi diri, memahami luka, dan pada akhirnya, mencari damai dalam hidup. Dengan pengulangan frasa memaafkan, Kunto Aji menciptakan mantra yang mengajak kita untuk melepaskan beban dan menuju kehidupan yang lebih jernih.

