وَلَاَجْرُ الْاٰخِرَةِ خَيْرٌ لِّلَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَكَانُوْا يَتَّقُوْنَ ࣖ
Wa la'ajrul-ākhirati khairul lil-lażīna āmanū wa kānū yattaqūn(a).
Sungguh, pahala akhirat itu (pasti) lebih baik bagi orang-orang yang beriman dan selalu bertakwa.
Dan ketahuilah, sungguh pahala akhirat itu pasti lebih baik bagi orang-orang yang beriman dan selalu bertakwa.
Di samping balasan di dunia, Allah menyediakan pula di akhirat balasan yang lebih baik, lebih berharga dan lebih membahagiakan bagi orang-orang yang tetap beriman dan selalu bertakwa kepada-Nya yaitu surga Jannatun na’im yang terdapat di dalamnya segala macam nikmat dan kesenangan yang belum pernah terlihat oleh mata, belum pernah terdengar oleh telinga, dan belum pernah terlintas dalam hati manusia.
Yatabawwa’u يَتَبَوَّاُ (Yūsuf/12: 56)
Bentuk muḍāri’ dari fi’il māḍī tabawwa’a. Akar katanya dari (ب- و- ء). Akar ini mempunyai dua pengertian, pertama: kembali kepada sesuatu. Kedua: berpadanannya dua hal. Pengertian pertamalah yang dimaksud ayat ini. Ungkapan maba’ah artinya tempat kembalinya satu kelompok manusia (kaum) untuk berdiam di tempat itu, baik di pegunungan maupun di lembah. Juga berarti tempat ditambatkannya unta untuk beristirahat. Kata tabawwa’a al-makan artinya dia menempati satu tempat. Dari pengertian ini ungkapan yatabawwa’u berarti Nabi Yusuf bisa menuju ke mana saja tempat yang ia kehendaki di seluruh negeri Mesir, untuk mengurus perbendaharaan negara dengan seadil-adilnya dengan menghilangkan segala macam kezaliman dan ketidakberesan. Artinya dia berkuasa penuh atas negeri Mesir.
YUSUF BERKUASA KARENA RAHMAT
DAN KARUNIA ALLAH

