۞ لَقَدْ كَانَ فِيْ يُوْسُفَ وَاِخْوَتِهٖٓ اٰيٰتٌ لِّلسَّاۤىِٕلِيْنَ
Laqad kāna fī yūsufa wa ikhwatihī āyātul lis-sā'ilīn(a).
Sungguh, dalam (kisah) Yusuf dan saudara-saudaranya benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi para penanya.
Setelah dijelaskan tentang mimpi Nabi Yusuf dan isyarat akan dipilihnya dia sebagai Nabi dan beberapa karunia lain yang akan diberikan Allah kepadanya, ayat berikut ini menjelaskan tentang sikap putraputra Nabi Yakub terhadap Nabi Yusuf, sebagaimana dijelaskan, sungguh, dalam kisah Nabi Yusuf dan saudara-saudaranya terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah dan pelajaran berharga bagi orang yang bertanya tentang kisah itu. Kisah tersebut juga menjadi bukti kebenaran Nabi Muhammad sebagai utusan Allah, karena mampu menjelaskan kisah Nabi Yusuf secara gamblang.
Allah memperingatkan lebih dahulu bahwa pada kisah Nabi Yusuf a.s. ini terdapat teladan yang baik dan pelajaran bagi orang yang memperhatikannya yaitu betapa besar kekuasaan Allah swt, dan betapa luas hikmah dan kebijaksanaan-Nya dalam mengatur sesuatu dalam suatu rentetan kejadian yang akhirnya sampai kepada tujuan yang dimaksud yaitu pemberian rahmat dan karunia kepada orang yang dikasihi-Nya. Sesudah itu barulah Allah mengisahkan bagaimana sikap saudara-saudara Yusuf terhadapnya.
‘Uṣbah عُصْبَة (Yūsuf/12: 8)
‘Uṣbah artinya ialah golongan (yang kuat). Akar katanya dari (ع – ص – ب) yang berarti mengikat sesuatu dengan sesuatu baik memanjang atau membulat. Satu golongan yang kuat dikatakan ‘uṣbah karena mereka saling memperkuat dengan lainnya. Sorban disebut ‘iṣābah karena kain sorban akan dililitkan di kepala sehingga kuat. Pembalut disebut juga ‘iṣāb. ‘Asabiyyah atau fanatisme terhadap satu keyakinan atau paham dikatakan demikian karena orang-orang tersebut mengikatkan diri mereka dengan pemahaman tersebut. Pakar bahasa menyebut ‘uṣbah untuk sekelompok manusia dari satu hingga 10 orang, sampai 40 orang.

