يُوْسُفُ اَعْرِضْ عَنْ هٰذَا وَاسْتَغْفِرِيْ لِذَنْۢبِكِۖ اِنَّكِ كُنْتِ مِنَ الْخٰطِـِٕيْنَ ࣖ
Yūsufu a‘riḍ ‘an hāżā wastagfirī liżambik(i), innaki kunti minal-khāṭi'īn(a).
Wahai Yusuf, lupakanlah ini dan (wahai istriku,) mohonlah ampunan atas dosamu karena sesungguhnya engkau termasuk orang-orang yang bersalah.”
Setelah al-Aziz mengetahui bahwa istrinya yang bersalah, lalu ia berkata kepada Nabi Yusuf wahai Yusuf ! “Lupakanlah peristiwa ini, jangan kamu ceritakan kepada orang lain, dan engkau wahai istriku mohonlah ampunan kepada Allah atas dosamu, karena engkau termasuk orang yang bersalah sebab telah menggoda Yusuf dan berkata bohong.”
Selanjutnya dalam ayat ini, menteri itu berkata, “Wahai Yusuf, peliharalah dirimu, tutup mulutmu, jangan sampai kejadian ini engkau ceritakan kepada orang lain. Kejadian ini adalah rahasia kami, kalau diketahui orang, kami akan mendapat malu. Engkau jangan merasa takut dalam persoalan ini, percayalah bahwa kami tetap menjaga namamu, sebab engkau benar-benar orang yang berakhlak mulia dan beriman kuat. Engkau hai istriku, bertakwalah kepada Tuhanmu, minta ampunlah atas dosamu, karena engkau termasuk orang yang bersalah dan berdosa. Kesalahanmu sangat besar yaitu mengkhianati suamimu, dan kesalahan menuduh orang lain yang bersih dan suci.”
Bi Ahlihā بِأَهْلِهَا (Yūsuf/12: 26)
Kata ahl untuk orang yang terhubung dengan lainnya dalam agama, keturunan, nasab, pekerjaan, negeri, dan lainnya. Kata ahlihā pada ayat ini diartikan dengan isteri Al-’Azīz. Ahl bait ialah orang yang mendiami rumah itu. Ahl bait sering dinisbatkan kepada keluarga Nabi Muhammad. Hewan yang sudah terbiasa dengan satu tempat dinamakan ahliy. Semua orang Islam dinamakan ahlul Islām, karena mereka terikat dengan satu keyakinan. Anaknya Nabi Nuh yang tidak taat kepadanya dikatakan: dia bukan ahlimu (Hūd/11: 46), walaupun dia anaknya sendiri, karena Islam telah menghilang-kan batas-batas nasab dan keturunan, diganti dengan ikatan agama.

