قَالَ اِنَّمَآ اَشْكُوْا بَثِّيْ وَحُزْنِيْٓ اِلَى اللّٰهِ وَاَعْلَمُ مِنَ اللّٰهِ مَا لَا تَعْلَمُوْنَ
Qāla innamā asykū baṡṡī wa ḥuznī ilallāhi wa a‘lamu minallāhi mā lā ta‘lamūn(a).
Dia (Ya‘qub) menjawab, “Hanya kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku. Aku mengetahui dari Allah apa yang tidak kamu ketahui.
Ucapan sinis anak-anaknya diterima oleh Nabi Yakub dengan penuh kesabaran. Dia menjawab, “Hanya kepada Allah aku tanpa jemu dan bosan mengadukan seluruh kesusahan dan kesedihanku. Dan aku mengetahui berkat rahmat dan karunia dari Allah apa yang tidak kamu ketahui.”
Pada ayat ini, Allah menceritakan jawaban Nabi Yakub kepada anak-anaknya. Ia berkata, “Wahai anak-anakku janganlah kalian mencela dan mencercaku. Aku tidak pernah mengadu kepadamu sekalian, begitu juga kepada manusia yang lain tentang kesedihan dan kesusahanku. Aku mengadu dan menyampaikan keluhan atas musibah yang menimpaku hanya kepada Allah swt. Kepada-Nya aku meminta perlindungan dan memohon untuk menghilangkan kesusahan dan kesedihan itu. Biarkanlah aku bermunajat dengan Tuhanku. Aku mengetahui dari wahyu yang diberikan Allah kepadaku bahwa Yusuf itu masih hidup dan tetap memperoleh rezeki. Ia adalah manusia pilihan Allah. Dia akan menyempurnakan nikmat-Nya kepada Yusuf dan keluarga Yakub. Semua itu tidak kalian ketahui, bahkan mengira bahwa Yusuf itu telah mati.”
Ḥaraḍā حَرَضًا(Yūsuf/12: 85)
Secara harfiyah berarti sesuatu yang tidak lagi masuk hitungan, sesuatu yang tidak berarti. Dalam Al-Qur’an, kata ini hanya terdapat pada Surah Yūsuf/12: 85. Dalam ayat ini, anak-anak Nabi Yakub memintanya agar tidak lagi mengingat Yusuf yang sudah lama hilang. Bila terus saja diingat maka ia akan menderita dan jatuh sakit parah sehingga akhirnya tidak berguna lagi.
Kata lain yang seakar dengan kata ḥaraḍ ini dalam Al-Qur’an adalah ḥarriḍ, bentuk kata perintah. Secara harfiyah maknanya adalah “mendorong orang untuk mengerjakan sesuatu dengan memberi sesuatu itu suatu gambaran yang menyenangkan dan mudah diperoleh”. Dengan demikian, ḥarriḍ adalah perintah agar orang mengejar sesuatu karena sesuatu itu sangat penting dan berarti. Kata itu sering diterjemahkan dengan “gerakkan!” Kata ini terdapat dalam Surah an-Nisā’/4: 84 dan al-Anfāl/8: 65, dimana Nabi Muhammad diperintahkan oleh Allah agar menggerakkan kaum Muslimin bila terjadi peperangan.

