قَالُوْا تَاللّٰهِ لَقَدْ اٰثَرَكَ اللّٰهُ عَلَيْنَا وَاِنْ كُنَّا لَخٰطِـِٕيْنَ
Qālū tallāhi laqad āṡarakallāhu ‘alainā wa in kunnā lakhāṭi'īn(a).
Mereka berkata, “Demi Allah, Allah benar-benar telah melebihkan engkau di atas kami dan sesungguhnya kami benar-benar orang-orang yang bersalah.”
Mendapati kenyataan yang tidak terduga itu, mereka lalu berkata, “Demi Allah, sungguh Allah Yang Mahakuasa telah melebihkan engkau di atas kami dalam ketakwaan, kekayaan, kekuasaan, kedudukan sosial, dan ketampanan; dan sesungguhnya kami adalah orang yang telah bersalah dan berbuat dosa.”
Setelah Yusuf memberikan pengakuan siapa dirinya sebenarnya dan saudara-saudaranya telah meyakini bahwa al-’Azīz itu adalah Yusuf, mereka secara jujur mengakui kemuliaan yang diberikan Allah swt kepada Yusuf tentang kelebihan ilmunya, dan ketinggian akhlak yang dimilikinya. Mereka dengan terus terang juga mengakui kesalahan yang telah mereka perbuat kepada Yusuf dan Bunyamin dengan sengaja dan direncanakan sebelumnya. Suatu kesalahan yang tidak diampuni oleh Allah swt kecuali dengan taubat naṣūḥa (tobat yang sebenar-benarnya), dan tidak dapat dimaafkan kecuali dengan hati lapang dan budi luhur dari yang bersangkutan.
Taṡrīb تَثْرِيْبَ (Yūsuf/12: 92)
Artinya adalah mencela karena adanya kesalahan. Kata ini hanya terdapat dalam Surah Yūsuf/12: 92, yaitu ucapan Nabi Yusuf kepada kakak-kakaknya bahwa mereka tidak dicela apa-apa lagi. Apa yang sudah berlalu sudahlah, tidak perlu diingat-ingat lagi. Kakak-kakaknya yang dulu pernah mencelakakannya itu semua sudah dimaafkan.

