v2.9
Geligi Animasi
Geligi Semua Satu Platform
Ayat 103 - Surat Yūsuf (Yusuf)
يوسف
Ayat 103 / 111 •  Surat 12 / 114 •  Halaman 247 •  Quarter Hizb 25.5 •  Juz 13 •  Manzil 3 • Makkiyah

وَمَآ اَكْثَرُ النَّاسِ وَلَوْ حَرَصْتَ بِمُؤْمِنِيْنَ

Wa mā akṡarun-nāsi wa lau ḥaraṣta bimu'minīn(a).

Kebanyakan manusia tidak akan beriman walaupun engkau (Nabi Muhammad) sangat menginginkannya.

Makna Surat Yusuf Ayat 103
Isi Kandungan oleh Tafsir Wajiz

Meski kisah tersebut telah jelas membuktikan kerasulan Nabi Muhammad, namun tetap saja ada orang yang tidak percaya. Dan kebanyakan manusia tidak akan mau beriman kepada Allah dan rasul-Nya, walaupun engkau sangat menginginkannya. Baik kisah Nabi Yusuf maupun kisah-kisah lainnya dalam Al-Qur'an merupakan bukti bahwa Al-Qur'an adalah benar wahyu Allah. Adalah mustahil bila Nabi Muhammad yang hidup jauh setelah peristiwa itu terjadi dapat menceritakannya secara rinci tanpa mendapat wahyu dari Allah Yang Maha Mengetahui.

Isi Kandungan oleh Tafsir Tahlili

Pada ayat ini, diterangkan bahwa orang-orang yang telah benar-benar kafir dan terus-menerus membangkang, tidak akan beriman bagaimanapun kita mengharap dan menginginkannya, sekalipun telah diberikan alasan-alasan yang nyata dan meyakinkan. Begitu pula halnya dengan kebanyakan orang Quraisy Mekah, sekalipun telah diberikan bukti-bukti yang nyata, mereka tidak akan percaya dan tidak akan membenarkan kenabian dan kerasulan Muhammad saw. Oleh sebab itu, beriman atau tidaknya seseorang setelah menerima dakwah rasul bukan menjadi tanggung jawabnya. Firman Allah swt:

اِنَّكَ لَا تَهْدِيْ مَنْ اَحْبَبْتَ وَلٰكِنَّ اللّٰهَ يَهْدِيْ مَنْ يَّشَاۤءُ ۚوَهُوَ اَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِي ْنَ ٥٦ (القصص)

Sungguh, engkau (Muhammad) tidak dapat memberi petunjuk kepada orang yang engkau kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang Dia kehendaki, dan Dia lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk. (al-Qaṣaṣ/28: 56)

Isi Kandungan Kosakata

Ajr اَجْر (Yūsuf/12: 104)

Kata yang terdiri dari ( أ- ج - ر ) ini mempunyai dua arti. Pertama, upah dari satu pekerjaan atau bayaran dari satu kemanfaatan. Kedua, menambal atau merekatkan tulang yang retak. Kedua arti ini bisa bermuara pada satu hal, yaitu bahwa bayaran satu pekerjaan seperti menambal jerih payah yang telah dilakukannya.