قَالُوْا يٰٓاَبَانَا مَا لَكَ لَا تَأْمَنَّ۫ا عَلٰى يُوْسُفَ وَاِنَّا لَهٗ لَنٰصِحُوْنَ
Qālū yā abānā mā laka lā ta'mannā ‘alā yūsufa wa innā lahū lanāṣiḥūn(a).
Mereka berkata, “Wahai ayah kami, mengapa engkau tidak memercayai kami atas Yusuf, padahal sesungguhnya kami benar-benar menginginkan kebaikan baginya?
Setelah dipaparkan tentang rencana jahat putra-putra Nabi Yakub terhadap Nabi Yusuf, lalu pada ayat ini diuraikan tentang aksi mereka melakukan tipu muslihat yang diawali dengan membujuk sang ayah untuk membawa serta Nabi Yusuf pergi bersama mereka. Mereka berkata, “Wahai ayah kami! Mengapa engkau tidak memercayai kami sebagai penanggung jawab terhadap saudara kami sendiri Yusuf, padahal sesungguhnya kami semua menginginkan kebaikan baginya, dengan membawa serta Yusuf bersama kami, dan kami semua akan menjaga dengan baik serta memberinya kasih sayang.
Pada ayat ini, terbayang dengan jelas betapa besar kecurigaan Nabi Yakub terhadap para saudara Yusuf dan kekhawatirannya apabila ia membiarkan Yusuf bergaul dengan mereka, apalagi setelah mendengar cerita Yusuf tentang mimpinya. Sikap ayah mereka itu sangat menjengkelkan hati dan menyinggung perasaan mereka. Dengan terus terang mereka berkata, “Wahai ayah kami, mengapa engkau selalu mencurigai kami terhadap Yusuf, padahal kami tetap mencintai dan menyayanginya, selalu berusaha agar dia senang dan gembira, dan tidak pernah terlintas dalam pikiran kami akan menyakiti hatinya apalagi menganiayanya. Mengapa engkau tidak membiarkan dia bergaul, bercengkerama dengan sewajarnya seakan-akan engkau menaruh curiga terhadap kami.”
1. Yarta’ wa Yal’ab يَرْتَعْ وَيَلْعَبْ (Yūsuf/12: 12)
Yarta’ terambil dari kata (ر – ت – ع) yaitu berluas-luas dalam kesenangan terutama dalam hal makan. Pada mulanya kata ar-rat’ untuk hal membiarkan hewan makan di padang rumput di musim subur. Jika digunakan untuk manusia adalah untuk memakan makanan yang banyak. Sedangkan al-la’b adalah suatu pekerjaan yang tidak dimaksudkan untuk tujuan yang benar.
2. Aż-Żi’b الذِّئْب(Yūsuf/12: 14)
Aż-Żi’b artinya serigala. Akar katanya adalah (ذ – ء – ب) yang mempunyai arti jarang diam (qillat istiqrār) dan jika bergerak tidak pada satu arah saja. Serigala dinamakan dengan żi’b karena tingkah lakunya memang demikian.

