اَرْسِلْهُ مَعَنَا غَدًا يَّرْتَعْ وَيَلْعَبْ وَاِنَّا لَهٗ لَحٰفِظُوْنَ
Arsilhu ma‘anā gaday yarta‘ wa yal‘ab wa innā lahū laḥāfiẓūn(a).
Biarkanlah dia pergi bersama kami besok pagi agar dia bersenang-senang dan bermain-main. Sesungguhnya kami benar-benar akan menjaganya.”
Kemudian mereka meminta kembali kepada ayahnya: Biarkanlah dia pergi bersama kami besok pagi saat kami pergi menggembala kambing, agar dia bisa bersenang-senang dengan memakan buah-buahan segar dan bermain-main bersama kami dalam perlombaan dan permainan yang diperbolehkan, dan kami pasti menjaganya dengan baik serta melindunginya dari marabahaya.”
Saudara-saudara Yusuf kembali membujuk ayahnya dengan menyatakan, “Biarkanlah dia pergi berekreasi dengan kami besok ke tempat pengembalaan, berolah raga, dan berlomba. Kami akan membawa makanan yang enak-enak dan buah-buahan yang lezat, yang akan kami santap setelah selesai bermain-main. Kami akan selalu menjaga dan memeliharanya dari segala bahaya. Percayakanlah dia kepada kami. Insya Allah dia akan senang bersama kami dan kami pun menyenangi dia, dan dia akan kami bawa pulang dengan selamat dan tidak kurang suatu apa.”
1. Yarta’ wa Yal’ab يَرْتَعْ وَيَلْعَبْ (Yūsuf/12: 12)
Yarta’ terambil dari kata (ر – ت – ع) yaitu berluas-luas dalam kesenangan terutama dalam hal makan. Pada mulanya kata ar-rat’ untuk hal membiarkan hewan makan di padang rumput di musim subur. Jika digunakan untuk manusia adalah untuk memakan makanan yang banyak. Sedangkan al-la’b adalah suatu pekerjaan yang tidak dimaksudkan untuk tujuan yang benar.
2. Aż-Żi’b الذِّئْب(Yūsuf/12: 14)
Aż-Żi’b artinya serigala. Akar katanya adalah (ذ – ء – ب) yang mempunyai arti jarang diam (qillat istiqrār) dan jika bergerak tidak pada satu arah saja. Serigala dinamakan dengan żi’b karena tingkah lakunya memang demikian.

