
- Tentang
- Lirik
- Review
- Tracklist
- Komentar
Terjebak di dalam baja beroda
Di bawah raksasa tinggi
Dihantui bayang-bayang kelam
Berebut udara jernih
Di ramai kota menggantung mimpi yang entah di mana
Lirik ini menggambarkan perasaan terjebak dalam rutinitas hidup yang monoton, seperti terk... tampilkan semua
Kita ke mana?
Mau ke mana?
Hendak mencari apa?
Menumpuk untuk apa?
Kita ke mana?
Mau ke mana?
Hendak mencari apa?
Menumpuk untuk apa?
Pertanyaan retoris yang diajukan berulang kali dalam lirik ini mencerminkan kebingungan da... tampilkan semua
Terik di mata dingin di raga
Keringat untuk apa?
Dihantui ringkih lelah badan
Berjuta alasan untuk kulari pergi berjuta alasan tetap di sini, hmm
Lirik ini mengekspresikan perjuangan antara keinginan untuk melarikan diri dari beban hidu... tampilkan semua
Lihat langit di balik jendela bening yang jadi arena juang belasan jam tiap hariku
Hariku
Di mana mimpiku?
Di mana depan dulu yang kujadikan alamat tuju?
Uhh-uuh, uh
Dalam lirik ini, ada ungkapan kerinduan untuk kembali pada impian yang pernah dijanjikan d... tampilkan semua
Mimpimu
Mimpinya
Mimpimu
Mimpinya
Mimpimu (Bukan mimpinya)
Mimpinya
Mimpimu (Bukan mimpinya)
Mimpinya
Lirik repetitif ini menggambarkan kompleksitas dari impian dan harapan. Ada penekanan pada... tampilkan semua
Lagu "Kelana" yang dinyanyikan oleh Tulus menghadirkan sebuah perjalanan emosional yang menggambarkan keresahan dan pencarian arti kehidupan dalam rutinitas sehari-hari. Dengan lirik yang penuh simbolisme, Tulus mengajak pendengar untuk merenungkan makna di balik pengorbanan dan harapan yang sering kali hilang dalam kesibukan yang mengikat.
Visualisasi Kehidupan Modern
Pembukaan lagu menggambarkan suasana yang akrab dengan kehidupan perkotaan. "Terjebak di dalam baja beroda" memberikan gambaran tentang kendaraan yang melaju di tengah kesibukan kota, menciptakan rasa terjebak dalam rutinitas yang monoton. "Di bawah raksasa tinggi" menunjukkan bangunan tinggi yang menghimpit manusia, menciptakan perasaan kecil dan terasing di tengah keramaian.
Kesedihan dan keputusasaan turut terasa saat Tulus menyentuh tema kegelisahan sosial dalam "Dihantui bayang-bayang kelam". Ini mewakili ketidakpastian dan tekanan hidup yang sering kali membayangi. Di sini, pendengar dapat merasakan kekhawatiran akan masa depan dan mimpi yang tidak jelas arah tujuannya.
Pencarian Sebuah Arti
Refrain dari lagu ini bertanya, "Kita ke mana? Mau ke mana? Hendak mencari apa?". Pertanyaan-pertanyaan ini menggambarkan kebingungan yang dijumpai banyak orang di era modern. Ketika kita terjebak dalam mencari kesuksesan material, sering kali kita lupa tujuan awal dari perjalanan kita. Lagu ini seolah menjadi refleksi jiwa untuk menemukan kembali makna dari apa yang kita kejar dan mengapa kita melakukannya.
Perjuangan yang Terus Berlanjut
Di bagian lain, Tulus mengisahkan tentang perjuangan fisik dan mental, "Keringat untuk apa?" Dengan nada skeptis, ia mempertanyakan investasi waktu dan tenaga yang dikeluarkan setiap hari. Di sini, pendengar bisa merasakan betapa beratnya beban yang harus ditanggung, terutama ketika "Dihantui ringkih lelah badan" mulai merasuki semangat juang.
- Keringat dan perjuangan: menggambarkan usaha dan kerja keras seseorang.
- Alasan untuk pergi atau bertahan: mencerminkan dilema yang dihadapi banyak orang.
- Misi dan harapan: mengajak pendengar untuk memperjelas mimpi dan tujuan hidup mereka.
Refleksi Akhir
Bagian akhir dari lagu, dengan seruan "Di mana mimpiku?" menegaskan kembali keinginan untuk menemukan makna hidup yang lebih dalam. Melalui lirik ini, Tulus memberikan dorongan bagi pendengar untuk tidak hanya mengejar kehidupan fisik, tetapi juga mengeksplorasi aspirasi dan impian yang lebih halus. Lagu ini, dengan melodi yang sederhana namun kuat, mampu menyentuh hati dan menggugah pikiran.
Dengan gaya penulisan yang puitis dan melankolis, Tulus berhasil menciptakan lagu yang tidak hanya menghibur, tetapi juga menjadi cermin bagi kita semua untuk merenungkan perjalanan hidup masing-masing. "Kelana" adalah sebuah karya yang layak dinikmati dan direnungkan, mengajak kita untuk tidak melupakan impian di tengah hiruk-pikuk kehidupan.

