Lagu ini menggambarkan perjuangan emosional seseorang yang merasa terjebak dalam hubungan yang toksik dan kehilangan makna hidup. Melalui liriknya, ia mengekspresikan rasa sakit, kebingungan, dan kerapuhan yang dialaminya, sekaligus mencerminkan kerinduan akan cinta sejati yang membawa kebahagiaan dan ketenangan.

Apa yang membuat pria dewasa ingin menangis?
(Tangis, tangis, tangis, tangis)
Apa yang membuatnya ingin mengakhiri hidupnya? (Ah, ah)
(Yeah)
Kebahagiaannya tidak pernah nya... tampilkan semua

Lagu "I Was Never There" adalah karya kolaboratif antara The Weeknd dan produser Gesaffelstein, yang menggabungkan elemen musik elektronik dengan lirik yang mendalam dan emosional. Melalui liriknya, lagu ini menggambarkan tema kesedihan, kehilangan, dan kerumitan emosi yang sering kali dihadapi oleh seseorang yang terjebak dalam hubungan yang tidak sehat.

Analisis Lirik

Lirik membuka dengan pertanyaan yang mendalam: "What makes a grown man wanna cry?" Ini menandakan bahwa ada rasa sakit yang mendalam di balik wajah yang kuat. Pertanyaan ini menjadi inti dari perjalanan emosional yang dijelaskan dalam lagu. Rasa tidak berdaya ini diperkuat dengan penggambaran bahwa kebahagiaan sang pria "never real" dan seks yang "mindless" menjadi cara yang dipilihnya untuk mengatasi rasa sakit itu. Ini menunjukkan kontras antara apa yang tampaknya memuaskan secara fisik namun tidak membawa kebahagiaan emosional yang sejati.

Kecemasan dan Kehampaan

Dalam lirik yang menyebut "when it's time, it won't matter," ada nuansa fatalisme. Waktu seolah menjadi faktor penentu dalam perasaan dan keputusan yang diambil, namun pada akhirnya, semua itu tidak berarti. Rasa hampa ini semakin jelas ketika digambarkan betapa seseorang "seperti tidak pernah ada," menggambarkan perasaan kehilangan dan ketidakberdayaan dalam menghadapi hubungan yang merugikan.

Perjuangan Internal

Saat lagu berlanjut, pengekspresian tentang cinta yang salah semakin tajam. "Now I know what love is / And I know it ain't you for sure" menandakan pengalaman pahit yang membawa pemahaman baru tentang cinta yang sejati. Penyanyi merasa terjebak dalam sesuatu yang "toxic," yang menciptakan rasa sakit yang berulang dan menyebabkan dia "poison" dirinya sendiri. Frasa ini menggambarkan siklus destruktif dari hubungan yang terus menyakiti.

Puncak Emosional

Klimaks dari lagu ini tercermin dalam pengakuan ketidakmampuan untuk melanjutkan hidup: "If I keep going, I won't make it." Pernyataan ini menunjukkan kesadaran akan batasan diri, di mana terus berjuang dalam keadaan yang merugikan hanya akan membawa kepada kehampaan. Dalam pengulangan "it's all because of you," terdapat penekanan pada penyebab utama rasa sakit, yaitu orang yang dicintai, menghadirkan perasaan kehilangan yang intens dan kesedihan yang mendalam.

Kesimpulan

"I Was Never There" bukan hanya sekadar sebuah lagu tentang cinta yang tidak berbalas, tetapi juga menyentuh tema lebih dalam mengenai perjuangan emosional, kehilangan, dan kesadaran diri. Melalui lirik yang puitis dan penuh makna, The Weeknd dan Gesaffelstein berhasil menangkap kompleksitas dari hubungan yang merusak dan dampaknya terhadap jiwa seseorang. Ini adalah pengingat berharga bahwa terkadang, meskipun seseorang mungkin terlihat kuat secara fisik, mereka mungkin sedang berjuang dengan pertanyaan dan rasa sakit yang jauh lebih dalam.