v2.9
Geligi Animasi
Geligi Semua Satu Platform
Ayat 15 - Surat Luqmān (Luqman)
لقمٰن
Ayat 15 / 34 •  Surat 31 / 114 •  Halaman 412 •  Quarter Hizb 41.75 •  Juz 21 •  Manzil 5 • Makkiyah

وَاِنْ جَاهَدٰكَ عَلٰٓى اَنْ تُشْرِكَ بِيْ مَا لَيْسَ لَكَ بِهٖ عِلْمٌ فَلَا تُطِعْهُمَا وَصَاحِبْهُمَا فِى الدُّنْيَا مَعْرُوْفًا ۖوَّاتَّبِعْ سَبِيْلَ مَنْ اَنَابَ اِلَيَّۚ ثُمَّ اِلَيَّ مَرْجِعُكُمْ فَاُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَ

Wa in jāhadāka ‘alā an tusyrika bī mā laisa laka bihī ‘ilmun falā tuṭi‘humā wa ṣāḥibhumā fid-dun-yā ma‘rūfā(n), wattabi‘ sabīla man anāba ilayya(a), ṡumma ilayya marji‘ukum fa unabbi'ukum bimā kuntum ta‘malūn(a).

Jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan-Ku dengan sesuatu yang engkau tidak punya ilmu tentang itu, janganlah patuhi keduanya, (tetapi) pergaulilah keduanya di dunia dengan baik dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku. Kemudian, hanya kepada-Ku kamu kembali, lalu Aku beri tahukan kepadamu apa yang biasa kamu kerjakan.

Makna Surat Luqman Ayat 15
Isi Kandungan oleh Tafsir Wajiz

Meski taat kepada kedua orang tua berada pada posisi setara dengan menyembah Allah, ia tidak bersifat mutlak. Jika keduanya atau salah satunya memaksamu secara sungguh-sungguh untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang engkau tidak mempunyai pengetahuan tentang itu, terlebih jika engkau tahu besarnya dosa syirik, maka janganlah engkau menaati keduanya. Namun demikian, jagalah hubungan baikmu dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, bahkan terbaik, selama keduanya tidak mencampuri urusan agamamu. Dan ikutilah jalan orang yang selalu kembali kepada-Ku dalam segala urusannya. Kemudian, hanya kepada-Ku tempat kembalimu di akhirat kelak, maka akan Aku beritahukan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan dan Aku akan memberi balasan sesuai amal perbuatanmu di dunia.

Isi Kandungan oleh Tafsir Tahlili

Diriwayatkan bahwa ayat ini diturunkan berhubungan dengan Sa’ad bin Abī Waqqāṣ, ia berkata, “Tatkala aku masuk Islam, ibuku bersumpah bahwa beliau tidak akan makan dan minum sebelum aku meninggalkan agama Islam itu. Untuk itu pada hari pertama aku mohon agar beliau mau makan dan minum, tetapi beliau menolaknya dan tetap bertahan pada pendiriannya. Pada hari kedua, aku juga mohon agar beliau mau makan dan minum, tetapi beliau masih tetap pada pendiriannya. Pada hari ketiga, aku mohon kepada beliau agar mau makan dan minum, tetapi tetap menolaknya. Oleh karena itu, aku berkata kepadanya, ‘Demi Allah, seandainya ibu mempunyai seratus jiwa dan keluar satu persatu di hadapan saya sampai ibu mati, aku tidak akan meninggalkan agama yang aku peluk ini.’ Setelah ibuku melihat keyakinan dan kekuatan pendirianku, maka beliau pun mau makan.”

Dari sebab turun ayat ini dapat diambil pengertian bahwa Sa’ad tidak berdosa karena tidak mengikuti kehendak ibunya untuk kembali kepada agama syirik. Hukum ini berlaku pula untuk seluruh umat Nabi Muhammad yang tidak boleh taat kepada orang tuanya mengikuti agama syirik dan perbuatan dosa yang lain.

Ayat ini menerangkan bahwa dalam hal tertentu, seorang anak dilarang menaati ibu bapaknya jika mereka memerintahkannya untuk menyekutukan Allah, yang dia sendiri memang tidak mengetahui bahwa Allah mempunyai sekutu, karena memang tidak ada sekutu bagi-Nya. Sepanjang pengetahuan manusia, Allah tidak mempunyai sekutu. Karena menurut naluri, manusia harus mengesakan Tuhan.

Selanjutnya Allah memerintahkan agar seorang anak tetap bersikap baik kepada kedua ibu bapaknya dalam urusan dunia, seperti menghormati, menyenangkan hati, serta memberi pakaian dan tempat tinggal yang layak baginya, walaupun mereka memaksanya mempersekutukan Tuhan atau melakukan dosa yang lain.

Pada ayat lain diperingatkan bahwa seseorang anak wajib mengucapkan kata-kata yang baik kepada ibu bapaknya. Jangan sekali-kali bertindak atau mengucapkan kata-kata yang menyinggung hatinya, sekalipun hanya kata-kata “ah”. Allah berfirman:

فَلَا تَقُلْ لَّهُمَآ اُفٍّ وَّلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَّهُمَا قَوْلًا كَرِيْمًا ٢٣ ( الاسراۤء/17:)

…ma ka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan “ah”. (al-Isrā’/17: 23)

Pada akhir ayat ini kaum Muslimin diperintahkan agar mengikuti jalan orang yang menuju kepada Allah, Tuhan Yang Maha Esa, dan tidak mengikuti jalan orang yang menyekutukan-Nya dengan makhluk. Kemudian ayat ini ditutup dengan peringatan dari Allah bahwa hanya kepada-Nya manusia kembali, dan Ia akan memberitahukan apa-apa yang telah mereka kerjakan selama hidup di dunia.

Isi Kandungan Kosakata

1. Luqmān لُقْمَان (Luqmān/31: 12)

Nama seorang yang saleh dan sangat bijak pada masa lalu. Para ulama berbeda pendapat tentang dirinya apakah seorang nabi atau seorang saleh yang sangat bijak. Mayoritas ulama memilih yang kedua. Para ahli tafsir juga berbeda pendapat tentang masa hidupnya. Ada yang mengatakan bahwa Lukman hidup pada masa nabi Daud. Yang lainnya mengatakan dia adalah anak saudara perempuan Nabi Ayub. Yang lain mengatakan anak bibi Nabi Ayub. Para ulama juga berbeda tentang pekerjaannya. Ada yang mengatakan dia seorang penjahit, tukang kayu, atau penggembala kambing. Namun yang patut dicatat di sini adalah bahwa nama Lukman sebagai seorang saleh dan bijak telah dikenal di kalangan orang Arab. Lukman mempunyai kata-kata bijak yang sangat berharga. Apa yang dikemukakan dalam surah ini adalah hanya sebagian saja. Wasiat Lukman pada surah ini mencakup dasar-dasar agama yaitu akidah, tata krama bergaul, penyucian diri, dan kegiatan harian. Imam al-Alūsi dalam tafsirnya mengumpulkan sekitar 28 kata-kata hikmah antara lain:

1. Wahai anakku, jauhilah hutang, karena ia akan menjadikan kamu selalu susah di waktu siang dan di malam hari.

2. Janganlah makan makananmu kecuali orang-orang yang bertakwa dan bermusyawarahlah dengan ulama.

3. Wahai anakku, dekatilah ulama, desaklah mereka dengan kedua lututmu, karena Allah akan menyinari hati dengan ilmu pengetahuan sebagaimana Allah menghidupkan bumi yang gersang dengan air hujan.

4. Hendaknya perkataanmu baik, wajahmu selalu cerah, kamu akan dicintai banyak orang, melebihi dari satu pemberian yang diberikan kepada mereka.

2. Khardal خَرْدَل (Luqmān/31: 16)

Menurut Lisān al-’Arab, khardal artinya memotong-motong atau mencin-cang sampai sekecil-kecilnya, dan biasanya digunakan untuk memotong daging. Khardal al-laḥm maksudnya memotong-motong daging itu sehalus-halusnya. Khardal dengan demikian adalah potongan sekecil-kecilnya dari daging.

Menurut para ilmuwan muslim Mesir yang mengarang Tafsir al-Muntakhab, sebagaimana diinformasikan oleh M. Quraish Shihab dalam Tafsir al-Mishbah, khardal adalah semacam tanaman (Inggris: moster) yang jumlah buahnya dalam satu kilogram, setelah dihitung, berjumlah 913.000 butir. Dengan demikian berat satu biji khardal seper seribu gram atau 1 mg. Dengan demikian biji itu sangat kecil.

Al-Qur’an menggunakan kata khardal untuk sesuatu yang sangat kecil. Kata itu digunakannya dua kali. Pertama, dalam al-Anbiyā’/21: 47: “…dan jika ada seberat khardal saja pun (kebaikan) tentulah Kami akan berikan balasannya…” Maksudnya, sekecil apa pun kebaikan akan dibalas Allah. Dan dalam Luqmān/31: 16, “Hai anakku! (Perbuatan) sekalipun hanya seberat khardal, dan itu (tersembunyi) dalam batu, atau (di mana saja) di langit atau di bumi, Allah akan mengeluarkannya…” Maksudnya, perbuatan, baik atau buruk, sekecil apa pun, dan terletak di dalam batu yang amat keras, atau jauh di ruang angkasa atau dalam bumi, Allah mampu menghadirkannya untuk diberi-Nya balasan.