v2.9
Geligi Animasi
Geligi Semua Satu Platform
User Photo Profile
Al-Quran
Ayat 116 - Surat Hūd (Hud)
هود
Ayat 116 / 123 •  Surat 11 / 114 •  Halaman 234 •  Quarter Hizb 24.25 •  Juz 12 •  Manzil 3 • Makkiyah

فَلَوْلَا كَانَ مِنَ الْقُرُوْنِ مِنْ قَبْلِكُمْ اُولُوْا بَقِيَّةٍ يَّنْهَوْنَ عَنِ الْفَسَادِ فِى الْاَرْضِ اِلَّا قَلِيْلًا مِّمَّنْ اَنْجَيْنَا مِنْهُمْ ۚوَاتَّبَعَ الَّذِيْنَ ظَلَمُوْا مَآ اُتْرِفُوْا فِيْهِ وَكَانُوْا مُجْرِمِيْنَ

Fa lau lā kāna minal-qurūni min qablikum ulū baqiyyatiy yanhauna ‘anil-fasādi fil-arḍi illā qalīlam mimman anjainā minhum, wattaba‘al-lażīna ẓalamū mā utrifū fīhi wa kānū mujrimīn(a).

Maka, mengapa tidak ada di antara generasi sebelum kamu sekelompok orang yang mempunyai keutamaan yang melarang (berbuat) kerusakan di bumi, kecuali sebagian kecil, yaitu orang yang telah Kami selamatkan di antara mereka? Orang-orang yang zalim hanya mementingkan kenikmatan dan kemewahan dan mereka adalah orang-orang yang berdosa.

Makna Surat Hud Ayat 116
Isi Kandungan oleh Tafsir Wajiz

Setelah diuraikan tentang perintah menghindari perbuatan dosa, kemudian bimbingan cara menghapus kesalahan serta perintah bersabar, kemudian dijelaskan tentang gambaran kehancuran umat terdahulu. Maka sungguh disayangkan mengapa dari dahulu tidak ada di antara umat-umat sebelum kamu yang telah Kami binasakan, terdapat sekelompok orang yang mempunyai keutamaan karena memiliki akal sehat dan cerdas yang melarang berbuat kerusakan di bumi, serta mencegah kemungkaran, kecuali sebagian kecil di antara orang yang telah Kami selamatkan, yaitu orang-orang yang beriman kepada Allah dan mengikuti ajaran yang dibawa rasul-Nya. Dan adapun orang-orang yang zalim terhadap karunia Allah, hanya mementingkan kenikmatan dan kemewahan hidup duniawi, melupakan kehidupan akhirat, dan mereka mengikuti hawa nafsunya, mereka adalah orang-orang yang berdosa lagi durhaka, dan dosa yang mereka perbuat sudah terlalu berat sehingga Allah mengazab mereka (Lihat: Surah al-Isra/17:16).

Isi Kandungan oleh Tafsir Tahlili

Pada ayat ini Allah swt menyatakan celaan-Nya kepada orang-orang pintar, cerdik-pandai yang tidak melarang orang-orang sesamanya berbuat kerusakan di muka bumi, padahal akal sehat dan pikiran cerdas yang mereka miliki itu cukup untuk dapat mengerti dan memahami kebaikan yang diserukan oleh para rasul. Hanya sedikit saja di antara mereka yang mempergunakan akal sehat, pikiran, dan kecerdasannya, untuk melarang berbuat yang mungkar dan menyuruh berbuat yang baik. Mereka yang sedikit itulah yang diselamatkan oleh Allah. Orang-orang dahulu yang cerdik pandai yang zalim lebih mementingkan kemewahan dan kesenangan yang berlebih-lebihan yang menyebabkan mereka itu menjadi sombong, takabur, dan fasik. Ajakan rasul kepada kebaikan ditentangnya, bahkan mereka berbuat sebaliknya. Kejahatan merebak, tidak ada seorang pun di antara mereka yang melarang orang lain berbuat yang mungkar. Oleh karena dosa yang mereka perbuat itu sudah terlalu berat, maka Allah membinasakan mereka. Firman Allah:

وَاِذَآ اَرَدْنَآ اَنْ نُّهْلِكَ قَرْيَةً اَمَرْنَا مُتْرَفِيْهَا فَفَسَقُوْا فِيْهَا فَحَقَّ عَلَيْهَا الْقَوْلُ فَدَمَّرْنٰهَا تَدْمِيْرًا ١٦ (الاسراۤء)

Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang yang hidup mewah di negeri itu (agar menaati Allah), tetapi bila mereka melakukan kedurhakaan di dalam (negeri) itu, maka sepantasnya berlakulah terhadapnya perkataan (hukuman Kami), kemudian Kami binasakan sama sekali (negeri itu). (al-Isrā’/17: 16)

Isi Kandungan Kosakata

Al-Jin الجِنّ(Hūd/11: 119)

Semua kata yang berakar dari (ج – ن – ن) mempunyai arti ketertutupan. Orang gila dikatakan majnun karena akalnya tertutup, tidak waras lagi. Hati disebut dengan janan karena tertutup oleh rongga dada. Kebun yang rimbun dikatakan jannah karena orang yang ada di dalamnya tertutup oleh lebatnya pepohonan atau lebatnya pepohonan menutupi bumi. Tameng disebut mijann karena bisa menutupi orang dari serangan musuh. Orang munafik menggunakan sumpah-sumpah mereka sebagai junnah atau perisai dari kritikan orang mukmin (al-Munāfiqūn/63: 2) Bayi yang masih dalam kandungan disebut janin karena tertutup oleh perut ibunya.

Makhluk yang dinamakan jin karena ia tertutup dari pandangan manusia. Jin termasuk salah satu makhluk rohani atau makhluk halus. Lainnya ialah malaikat dan setan. Oleh karena itu setiap malaikat bisa disebut jin (lih. aṣ-Ṣaffāt/37: 158), tapi tidak setiap jin adalah malaikat. Ada juga yang mengatakan bahwa makhluk rohani ada yang selalu berbuat baik yaitu malaikat. Ada yang selalu berbuat tidak baik yaitu setan dan ada yang berbuat baik dan tidak baik yaitu jin (al-Jinn/72: 11,14). Jin bisa berubah bentuk seperti manusia, ular, atau lainnya.