وَاَخَذَ الَّذِيْنَ ظَلَمُوا الصَّيْحَةُ فَاَصْبَحُوْا فِيْ دِيَارِهِمْ جٰثِمِيْنَۙ
Wa akhażal-lażīna ẓalamuṣ-ṣaiḥatu fa aṣbaḥū fī dārihim jāṡimīn(a).
Suara yang menggelegar juga menimpa orang-orang zalim itu, sehingga mereka mati bergelimpangan di rumah-rumah mereka.
Setelah tiga hari yang dijanjikan tiba, kemudian suara yang mengguntur demikian keras dari langit pun datang menimpa orang-orang zalim itu yang getarannya merontokkan jantung, sehingga mereka mati bergelimpangan di negerinya karena begitu dahsyatnya azab itu.
Kaum Ṡamūd dibinasakan Allah dengan suara keras yang mengguntur, menggoncangkan hati setiap pendengarnya dan menimbulkan gempa yang amat dahsyat, sehingga orang yang berdosa dan durhaka itu jatuh tersungkur tidak sadarkan diri lalu ditelan oleh bumi yang telah merekah dan pecah-belah. Tidak seorang pun di antara mereka yang dapat menyelamatkan diri dari malapetaka itu.
Aṣ-Ṣaiḥah الصَّـيْحَة (Hūd/13: 67)
Aṣ-Ṣaiḥah adalah bentuk maṣdar dari kata ṣāḥa - yaṣīḥu - ṣaiḥah yang berarti teriakan atau suara yang keras. Pada awalnya ṣaiḥah berarti suara yang dihasilkan dari terbelahnya kayu atau baju yang sobek. Ṣaiḥah juga diartikan teriakan yang sangat kuat dan mengguntur. Dalam Al-Qur’an, ṣaiḥah diungkapkan dengan rajfah (goncangan yang keras) dan ṣa’iqah (petir yang menyambar). Ṣaiḥah pada ayat ini ditafsirkan dengan suara yang sangat keras dan bergemuruh serta memekakkan telinga yang mendengarnya yang ditimpakan oleh Allah swt kepada kaum Ṡamūd karena kekufurannya.

