v2.9
Geligi Animasi
Geligi Semua Satu Platform
User Photo Profile
Al-Quran
Ayat 58 - Surat Hūd (Hud)
هود
Ayat 58 / 123 •  Surat 11 / 114 •  Halaman 228 •  Quarter Hizb 23.5 •  Juz 12 •  Manzil 3 • Makkiyah

وَلَمَّا جَاۤءَ اَمْرُنَا نَجَّيْنَا هُوْدًا وَّالَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مَعَهٗ بِرَحْمَةٍ مِّنَّاۚ وَنَجَّيْنٰهُمْ مِّنْ عَذَابٍ غَلِيْظٍ

Wa lammā jā'a amrunā najjainā hūdaw wal-lażīna āmanū ma‘ahū biraḥmatim minnā, wa najjaināhum min ‘ażābin galīẓ(in).

Ketika keputusan (azab) Kami datang, Kami selamatkan Hud dan orang-orang yang beriman bersamanya dengan rahmat Kami. Kami selamatkan (pula) mereka (di akhirat) dari azab yang dahsyat.

Makna Surat Hud Ayat 58
Isi Kandungan oleh Tafsir Wajiz

Usai mengisahkan ajakan Nabi Hud kepada kaumnya untuk beriman dan azab yang akan diturunkan kepada mereka jika mereka tetap dalam kekafiran, maka Allah pada ayat berikut menjelaskan kebenaran informasi yang disampaikan oleh Nabi Hud. Dan ketika azab Kami untuk membinasakan kaum 'Ad datang, yaitu berupa angin yang sangat kencang, maka Kami selamatkan Nabi Hud dan orang-orang yang beriman bersama dia dengan rahmat Kami yang selalu mengiringi mereka. Dan Kami selamatkan pula mereka di akhirat nanti dari azab yang berat lagi pedih sebagaimana yang Allah timpakan kepada orang-orang kafir.

Isi Kandungan oleh Tafsir Tahlili

Pada ayat ini Allah swt menerangkan bahwa sewaktu datang azab Allah kepada kaum Hud a.s. sebagai akibat dari pembangkangan mereka, Nabi Hud a.s. beserta pengikut-pengikutnya yang beriman telah diselamat-kan Allah dari azab dunia yang sangat dahsyat itu sebagai rahmat dan karunia Allah kepada mereka dan akan menyelamatkan mereka dari azab Allah yang lebih berat di akhirat nanti. Sedang kaum Hud a.s. yang tetap menentang dan membangkang itu, musnah semuanya dan akan mendapat azab yang lebih berat di akhirat nanti.

Adapun azab Allah yang ditimpakan kepada kaum Hud a.s. yaitu berupa angin yang sangat dingin lagi kencang, sebagaimana disebutkan dalam firman Allah:

وَاَمَّا عَادٌ فَاُهْلِكُوْا بِرِيْحٍ صَرْصَرٍ عَاتِيَةٍۙ ٦ سَخَّرَهَا عَلَيْهِمْ سَبْعَ لَيَالٍ وَّثَمٰنِيَةَ اَيَّامٍۙ حُسُوْمًا فَتَرَى الْقَوْمَ فِيْهَا صَرْعٰىۙ كَاَنَّهُمْ اَعْجَازُ نَخْلٍ خَاوِيَةٍۚ ٧ فَهَلْ تَرٰى لَهُمْ مِّنْۢ بَاقِيَةٍ ٨

Sedangkan kaum ‘Ād, mereka telah dibinasakan dengan angin topan yang sangat dingin, Allah menimpakan angin itu kepada mereka selama tujuh malam delapan hari terus-menerus; maka kamu melihat kaum ‘Ād pada waktu itu mati bergelimpangan seperti batang-batang pohon kurma yang telah kosong (lapuk). Maka adakah kamu melihat seorang pun yang masih tersisa di antara mereka? (al-Hāqqah/69: 6-8)

Isi Kandungan Kosakata

Jabbārin ‘Anīd جَـبَّارٍ عَنِـْيدٍ (Hūd/11: 59)

Jabbār terambil dari kata jabara yang berarti keagungan ketinggian dan istiqamah. Asal maknanya adalah memperbaiki sesuatu dengan cara memaksa. Kata ini terulang dalam Al-Qur’an sebanyak sembilan kali: satu sebagai sifat Allah swt dan delapan kali sebagai sifat dari manusia yang sombong, Al-Jabbār yang disandang oleh Allah mengandung makna ketinggian yang tidak dapat terjangkau karena keagungan sifat-sifat-Nya. Kemahatinggian-Nya memaksa yang rendah untuk tunduk kepada apa yang dikehendaki-Nya dan tidak terjangkau oleh yang rendah apa yang mereka harapkan untuk diraih dari sisi-Nya. Adapun sifat jabbār untuk manusia digunakan untuk menggambarkan sifat yang tercela yaitu angkuh dan congkak. Dalam ayat yang ditafsirkan ini, Allah menurunkan azab kepada kaum ‘Ād karena mereka mengikuti penguasa yang angkuh, berlaku sewenang-wenang. Kata jabbār di sini diiringi dengan sifat ‘anid yang terambil dari kata ‘anada yang berarti keras kepala, menentang, dan melampui batas.