وَاِلٰى عَادٍ اَخَاهُمْ هُوْدًا ۗقَالَ يٰقَوْمِ اعْبُدُوا اللّٰهَ مَا لَكُمْ مِّنْ اِلٰهٍ غَيْرُهٗ ۗاِنْ اَنْتُمْ اِلَّا مُفْتَرُوْنَ
Wa ilā ‘ādin akhāhum hūdā(n), qāla yā qaumi‘budullāha mā lakum min ilāhin gairuh(ū), in antum illā muftarūn(a).
Kepada (kaum) ‘Ad (Kami utus) saudara mereka, Hud. Dia berkata, “Wahai kaumku, sembahlah Allah! Sekali-kali tidak ada tuhan bagimu selain Dia. (Selama ini) kamu hanyalah mengada-ada (dengan mempersekutukan Allah).
Setelah dipaparkan kisah Nabi Nuh beserta kaumnya dan diakhiri dengan pernyataan bahwa kesudahan baik akan diraih orang yang bertakwa, maka pada ayat ini diuraikan tentang kisah Nabi Hud beserta kaumnya, sebagaimana firman Allah, Dan Kami mewahyukan kepadamu, wahai Nabi Muhammad bahwa kepada kaum 'Ad, Kami utus saudara mereka seketurunan, yaitu Nabi Hud. Dia berkata, “Wahai kaumku! Sembahlah Allah dan jangan menyembah selain Dia. Dialah Pencipta seluruh alam seisi-nya, tidak ada tuhan bagimu yang berhak disembah selain Dia. Dan apa pun yang selama ini kamu sembah, itu hanyalah mengada-ada karena bukti tentang keesaan dan kekuasaan Allah sudah jelas.
Pada ayat ini diterangkan bahwa Allah telah mengutus rasul-Nya kepada bangsa ‘Ād yang berdiam di sebelah utara Hadramaut di Yaman dan sebelah barat Oman. Rasul Allah itu ialah Hud a.s. yang dipilih Allah dari bangsa ‘Ād sendiri, agar lebih mudah menyampaikan dan menanamkan kepercayaan kepada mereka. Menurut sebagian riwayat yang dikutip oleh sebagian mufasir dikatakan bahwa Nabi Hud a.s. adalah orang pertama yang berbahasa Arab dan rasul Allah pertama dari bangsa Arab keturunan Nuh a.s. Pada ayat ini, Allah mempergunakan uslub atau gaya bahasa ījāz yang singkat padat yaitu “kepada kaum ‘Ād ada saudara mereka yaitu Hud,” maksudnya, “Kami telah utus kepada kaum ‘Ād seorang dari mereka yang bernama Hud.” Tata bahasa semacam ini banyak dipergunakan dalam Al-Qur’an.
Hud a.s. sebagai rasul Allah, mulai menyeru kaumnya supaya menyembah Allah Yang Maha Esa, tiada tuhan yang lain melainkan Dia. Nabi Hud a.s. melarang mereka menyembah patung-patung dan berhala-berhala, karena perbuatan semacam itu adalah mempersekutukan Tuhan dan mengadakan perkataan bohong dengan menyebutkan bahwa patung-patung dan berhala-berhala yang mereka sembah itu, sebagai penolong yang dapat memberikan manfaat dan menolak mudarat (bahaya). Padahal patung-patung itu dibuat oleh manusia.
‘Ād عَـاد (Hūd/11: 50)
‘Ād adalah sebutan untuk kaum Nabi Hud a.s., yaitu sekelompok masyarakat Arab yang terdiri dari beberapa suku dengan nenek moyang bernama ‘Ād. ‘Ād adalah generasi kedua putra Nabi Nuh a.s., yaitu Sam. Secara lengkap namanya ‘Ād bin Iram bin Sam bin Nuh. Kaum ini mendiami daerah antara negeri Yaman dan Oman tepatnya di daerah asy-Syihr. Saat ini, daerah tersebut hanyalah berupa gurun pasir yang tidak ada penghuninya. Nabi Hud sendiri termasuk ke dalam klan ‘Ād.
Dalam al-Ḥijr/15: 82 dijelaskan bahwa mereka dikaruniai Allah dengan kelebihan kekuatan fisik dan panjang umur sehingga dengan potensi tersebut mereka bisa hidup dalam kecukupan dengan penghasilan yang melimpah ruah, kebun yang luas dan istana yang megah. Tetapi dengan karunia tersebut, mereka malah ingkar kepada Allah dan menyembah patung. Ketika Nabi Hud a.s. mengajak mereka menyembah Allah swt, balasan yang didapatnya hanyalah ejekan dan cemoohan. Kemudian karena kekufuran mereka, Allah menimpakan azab dengan menurunkan angin yang amat bergemuruh sehingga memusnahkan kaum ‘Ād.

