خُلِقَ مِنْ مَّاۤءٍ دَافِقٍۙ
Khuliqa mim mā'in dāfiq(in).
Dia diciptakan dari air (mani) yang memancar,
Dia pada mulanya diciptakan dari air mani yang terpancar dari laki-laki dan perempuan.
Dalam ayat-ayat ini, Allah menerangkan bahwa manusia dijadikan-Nya dari air yang terpancar, yang keluar dari antara tulang punggung (aṣ-ṣulb) dan tulang dada laki-laki. Pernyataan Allah ini adalah sebagai jawaban atas pertanyaan pada ayat terdahulu.
Aṣ-Ṣulbi wat-Tarā'ib التَّرَائِبِ وَ اَلصُّلْبِ (aṭ-Ṭāriq/86: 7)
Aṣ-ṣulb diartikan dengan tulang sulbi. Sedangkan at-tarā’ib diartikan dengan tulang dada. Kata ṣulb artinya keras dan kuat. Tulang sulbi yang ada pada punggung seseorang, baik lelaki maupun perempuan, yang memanjang dari pangkal leher sampai ke pangkal pantat, memang kuat dan keras, tapi juga lentur, sehingga bisa menyangga tubuh sebelah atas. Air mani berawal dari unsur darah yang berproses secara rumit, merembes dari urat nadi (al-abhar) yang memanjang antara tulang sulbi yang ada di punggung dan tulang dada. Al-abhar adalah urat nadi yang terbesar pada badan seseorang. Kemudian mengalir melalui ruas-ruas yang memanjang pada tulang punggung (silsilatuẓ-ẓahr), kemudian turun sampai ke dua buah pelir. Di sinilah air mani terkumpul. Jika terjadi hubungan badan antara lelaki dan perempuan maka mani yang ada di buah pelir ini meluncur dengan deras dan memancar ke rahim seorang perempuan untuk bisa bertemu dengan ovum (buyāḍah) dan selanjutnya terjadi pembuahan dan seterusnya.
At-tarā’ib bentuk jamak dari tarībah yaitu tulang yang ada pada dada seseorang, baik lelaki maupun perempuan, tapi ungkapan ini lebih banyak digunakan untuk tempat kalung pada seorang perempuan. Air mani seorang perempuan berawal dari ruas-ruas yang ada pada tulang dadanya kemudian menuju ke rahim. Ovum yang terbentuk dan bertempat tinggal di rahimnya berenang di air maninya. (Lihat : Muhammad as-Sayyid Arnauṭ, al-I‘jāz al-‘Ilmī fil Qur’an, Tafsir al-Qāsimī).

