وَلَقَدِ اسْتُهْزِئَ بِرُسُلٍ مِّنْ قَبْلِكَ فَاَمْلَيْتُ لِلَّذِيْنَ كَفَرُوْا ثُمَّ اَخَذْتُهُمْ فَكَيْفَ كَانَ عِقَابِ
Wa laqadistuhzi'a birusulim min qablika fa amlaitu lil-lażīna kafarū ṡumma akhażtuhum fa kaifa kāna ‘iqāb(i).
Sungguh, para rasul sebelum engkau (Nabi Muhammad) benar-benar telah diolok-olok. Maka, Aku memberi tenggang waktu kepada orang-orang yang kufur itu, kemudian Aku siksa mereka. Alangkah dahsyatnya hukuman-Ku!
Dan ingatlah, wahai Nabi Muhammad, bahwa apabila kaummu yang kafir menghina dan memperolok dakwahmu, sesungguhnya beberapa rasul sebelum engkau telah pula diperolok-olokkan oleh kaum mereka yang ingkar. Karena perbuatan buruk itu, maka Aku beri tenggang waktu be-berapa lama kepada orang-orang kafir itu untuk bersenang-senang dalam kedurhakaan mereka, kemudian setelah waktu yang telah Aku tetapkan tiba, Aku binasakan mereka dengan siksa yang sangat pedih. Maka alangkah hebatnya siksaan-Ku yang Aku timpakan itu!
Ayat ini berisi hiburan kepada Rasulullah dan umat Islam agar mereka tidak berkecil hati terhadap sikap dan keingkaran orang-orang kafir dan musyrikin Mekah. Di sini, Allah swt menerangkan bahwa bukan hanya Nabi Muhammad yang pernah diperolok-olok oleh kaum kafir dan musyrik, rasul-rasul yang telah diutus Allah kepada mereka sebelumnya pun mengalami keadaan yang demikian. Hanya saja, Allah memberi tenggang waktu dan menangguhkan datangnya azab dan malapetaka kepada orang-orang kafir tersebut. Pada akhirnya, Allah pasti membinasakan mereka dengan azab yang sangat dahsyat.
Qāri‘ah قَارِعَة (ar-Ra‘d/13: 31)
Secara kebahasaan, qāri‘ah berarti bencana. Melalui ayat di atas, Allah swt menjelaskan bahwa orang-orang kafir senantiasa akan ditimpa qāri‘ah (bencana), baik di dunia maupun (terutama) di akhirat, disebabkan sikap mereka yang selalu mengingkari kebenaran Allah swt beserta ajaran-Nya. Itulah ancaman Allah swt, karena sesungguhnya Dia tidak pernah menyalahi ancaman-Nya.

