v2.9
Geligi Animasi
Geligi Semua Satu Platform
User Photo Profile

An-Naml

@annaml
1.389 poin
Surah an-Naml (Semut) adalah surah ke-27 dalam Al-Qur'an, terdiri dari 93 ayat dan termasuk kelompok Makkiyyah. Surah ini dinamai berdasarkan kisah saat Nabi Sulaiman mendengar perintah raja semut untuk melindungi rakyatnya. Melalui kisah ini, Allah mengajarkan nilai-nilai keharmonisan, disiplin, serta pentingnya bekerja sama dalam kehidupan. Surah ini juga menekankan keesaan Allah dan memberikan pelajaran berharga bagi umat manusia.
النّمل
An-Naml
Semut
Surat ke 27 • 93 Ayat • Halaman 377 • Makkiyah

Surah an-Naml terdiri dari 93 ayat, termasuk kelompok surah Makkiyyah dan diturunkan sesudah surah asy-Syu’arā’. Dinamai dengan an-Naml karena pada ayat 18 dan 19 terdapat perkataan an-naml (semut), di mana raja semut mengatakan kepada anak buahnya, agar masuk ke sarangnya masing-masing supaya jangan terinjak oleh Nabi Sulaiman dan tentaranya yang akan melalui tempat itu. Mendengar perintah raja semut kepada anak buahnya, Nabi Sulaiman tersenyum dan takjub atas keteraturan, keharmonisan, dan kedisiplinan kerajaan semut itu. Beliau mengucapkan syukur kepada Allah Yang Mahakuasa yang telah melimpahkan rahmat dan nikmat-Nya kepadanya berupa kerajaan, kekayaan, memahami ucapan-ucapan binatang, mempunyai tentara yang terdiri atas jin, manusia, dan burung, serta berbagai karunia lainnya. Nabi Sulaiman yang telah diberi Allah hikmah yang besar itu tidak merasa takabur dan sombong, sebagai seorang hamba Allah, mohon agar Allah memasukkannya ke dalam kelompok orang-orang yang saleh.

Allah menceritakan tentang semut dalam surah ini, agar manusia mengambil pelajaran dari kehidupannya. Semut adalah binatang yang hidup berkelompok di dalam tanah, membuat liang dan ruang yang bertingkat-tingkat sebagai rumah dan gudang tempat menyimpan makanan sebagai persiapan menghadapi musim dingin. Rakyat semut mempunyai organisasi dan kerja sama yang baik. Kerapian dan kedisiplinan yang terdapat dalam kerajaan semut ini, dinyatakan Allah dalam ayat ini dengan menerangkan bagaimana rakyat semut mencari perlindungan dengan segera agar jangan terinjak oleh Nabi Sulaiman dan tentaranya, setelah menerima peringatan dari rajanya.

Secara tidak langsung, Allah mengingatkan manusia agar berusaha untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, kemaslahatan bersama, dan sebagainya. Dengan mengisahkan Nabi Sulaiman dalam surah ini, Allah mengisyaratkan hari depan dan kebesaran Nabi Muhammad. Sebagaimana Nabi Sulaiman sebagai seorang nabi, rasul, dan raja yang dianugerahi kerajaan yang besar, begitu pula Nabi Muhammad sebagai seorang nabi, rasul, dan kepala negara yang ummi dan miskin akan berhasil membawa dan memimpin umatnya ke jalan Allah.

Pokok-pokok Isinya

  • Keimanan: Al-Qur’an adalah petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang mukmin. Keesaan dan kekuasaan Allah yang tidak memerlukan sekutu-sekutu dalam mengatur alam ini; hanya Allah-lah yang tahu tentang hal-hal yang gaib, adanya hari kebangkitan bukanlah suatu dongengan.
  • Kisah-kisah: Kisah Nabi Musa, kisah Nabi Sulaiman dengan semut, burung hud-hud, dan Ratu Saba’; kisah Nabi Saleh dengan kaumnya; kisah Nabi Lut dengan kaumnya.
  • Lain-lain: Ciri-ciri orang-orang mukmin; Al-Qur’an menjelaskan apa yang diperselisihkan Bani Israil; hanya orang-orang mukmin yang dapat menerima petunjuk dari kejadian-kejadian sebelum datangnya hari Kiamat dan keadaan orang-orang yang beriman waktu itu; Allah menyuruh Nabi Muhammad dan umatnya memuji dan menyembah Allah saja dan membaca Al-Qur’an, Allah akan memperlihatkan kepada kaum musyrikin akan kebenaran ayat-ayat-Nya.