v2.9
Geligi Animasi
Geligi Semua Satu Platform
Ayat 74 - Surat Al-Qaṣaṣ (Kisah-Kisah)
القصص
Ayat 74 / 88 •  Surat 28 / 114 •  Halaman 394 •  Quarter Hizb 40 •  Juz 20 •  Manzil 5 • Makkiyah

وَيَوْمَ يُنَادِيْهِمْ فَيَقُوْلُ اَيْنَ شُرَكَاۤءِيَ الَّذِيْنَ كُنْتُمْ تَزْعُمُوْنَ

Wa yauma yunādīhim fayaqūlu aina syurakā'iyal-lażīna kuntum taz‘umūn(a).

(Ingatlah) hari ketika Dia (Allah) menyeru mereka dengan berfirman, “Di manakah sekutu-sekutu-Ku yang dahulu selalu kamu sangkakan?”

Makna Surat Al-Qasas Ayat 74
Isi Kandungan oleh Tafsir Wajiz

Dan sebagai bentuk kecaman dan ancaman terhadap orang-orang musyrik, ingatlah, dan ingatkan pula umatmu, wahai Nabi Muhammad, pada hari ketika mereka berdiri di hadapan Allah untuk dimintakan pertanggungjawaban, Dia menyeru mereka yang musyrik itu dengan panggilan yang menghinakan, dan berfirman, “Di manakah sekutu-sekutu-Ku yang dahulu kamu sangka sebagai tuhan-tuhan yang akan membela dan menolong kamu?”

Isi Kandungan oleh Tafsir Tahlili

Ayat ini menerangkan bahwa di hari Kiamat Allah akan memanggil orang-orang musyrik dan berkata kepada mereka, “Di mana sekutu-sekutu-Ku yang kalian anggap sebagai sekutu-Ku di dunia? Dapatkah mereka itu melepaskan kalian dari keadaan yang menghimpit sekarang ini.” Sengaja orang musyrik dipanggil pada waktu itu untuk mengikrarkan suatu kesaksian atas penyembahan mereka selain dari Allah. Ini juga bertujuan supaya mereka mengetahui bahwa mempersekutukan Allah itu adalah sebab paling utama atas kemurkaan-Nya, sebagaimana mengesakan-Nya adalah sebab utama atas rida-Nya.

Isi Kandungan Kosakata

Naza’nā نَزَعْنَا (al-Qaṣaṣ/28: 75)

Kata naza’na adalah fi’il māḍī yang mempunyai banyak arti, antara lain: mencabut, memecat, melepaskan, menarik, mengeluarkan, mendatangkan. Naza’na artinya kami mengeluarkan atau mendatangkan. Fi’il māḍī pada ayat ini bukan berarti sudah terjadi pada masa lalu, tetapi menunjukkan hal yang pasti. Maka ayat 75 yaitu firman Allah yang berbunyi: wa naza’nā min kulli ummatin syahīdan artinya: dan kami pasti mendatangkan pada tiap-tiap umat seorang saksi. Saksi ini bertugas sebagai rasul Allah untuk memper-hatikan keadaan dan memberi peringatan kepada manusia tentang hal-hal yang baik yang harus dikerjakan dan hal-hal yang tidak baik yang tidak boleh dikerjakan, hal-hal yang benar dan hal-hal yang salah.